Beberapa waktu belakangan, gelombang dukungan dari figur publik Barat, khususnya di Hollywood, terhadap Palestina tampak menguat. Mulai dari Mark Ruffalo hingga indikasi dalam film Superman mendatang (2025), fenomena ini memunculkan pertanyaan: apakah benar terjadi perubahan orientasi di kalangan pelaku industri hiburan terkemuka ini?
Olivia Rodrigo, misalnya, baru-baru ini menyuarakan keprihatinannya atas situasi di Gaza dan mengajak para penggemarnya untuk berdonasi. Aktor muda Louis Partridge juga melakukan aksi serupa, menambah daftar panjang selebritas Barat yang menunjukkan solidaritasnya terhadap Palestina, meski dalam konteks program UNICEF.
Meskipun aksi Rodrigo dan Partridge dapat dilihat sebagai ungkapan kemanusiaan yang tulus, banyak yang menganggapnya sebagai indikasi perubahan lebih besar di dalam industri hiburan Hollywood terkait isu Palestina.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa industri di Amerika Serikat, termasuk hiburan, memiliki hubungan yang kuat dengan pebisnis Yahudi yang secara aktif mendukung Israel. Isu Israel-Palestina dianggap sangat sensitif di Hollywood, yang mengklaim menjunjung tinggi kebebasan berpendapat. Menyuarakan dukungan terhadap Palestina bisa berisiko terhadap karier seseorang.
John Legend pernah mengungkapkan bahwa banyak pekerja di Hollywood khawatir kehilangan pekerjaan atau agen jika berani mendukung Palestina. Ketakutan akan konsekuensi profesional ini bukanlah tanpa dasar.
Banyak selebritas dan pekerja di Hollywood harus membayar mahal atas pernyataan mereka tentang konflik Israel-Gaza. Mereka kerap dicap sebagai pendukung Hamas, bahkan mereka yang memilih diam pun tak luput dari kecaman.
Contohnya, seorang agen manajemen bakat ternama di Hollywood dipaksa mengundurkan diri karena membuat pernyataan pro-Gaza. Aktris Melissa Barrera dikeluarkan dari proyek film Scream 7 karena alasan serupa. Dua Lipa juga mendapat kecaman karena mendukung Gaza, sementara Susan Sarandon diusir dari agensinya dan dituduh anti-Semit setelah berpartisipasi dalam aksi pro-Palestina.
Namun, di tengah tekanan ini, beberapa selebritas tetap berani menyuarakan dukungan mereka untuk Gaza dan Palestina. Angelina Jolie secara terbuka mengkritik tindakan Israel di Gaza. Bella Hadid, yang memiliki darah Palestina dan merupakan seorang supermodel, juga aktif menyuarakan dukungannya. Mark Ruffalo, aktor papan atas yang dikenal karena advokasinya, serta sutradara Michael Moore dan musisi Macklemore, juga termasuk di antara mereka yang berani mengambil sikap.
Joaquin Phoenix bahkan menandatangani surat protes terbuka terhadap industri film yang dinilai bungkam atas agresi Israel ke Gaza. Menurutnya, membicarakan isu ini tidak memerlukan pemahaman geopolitik, melainkan hanya soal hak asasi manusia.
Tekanan untuk tetap diam tentang Palestina dan Gaza tidak selalu berhasil membungkam para pemegang kekuasaan di Hollywood. Para selebritas dan seniman pun menggunakan cara lain untuk menyampaikan pesan mereka, di luar jalur "berbahaya" berbicara secara terbuka. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada risiko yang terlibat, suara-suara yang mendukung Palestina semakin terdengar di industri hiburan.