Kabupaten Gianyar sedang menghadapi ancaman serius Demam Berdarah Dengue (DBD). Data terbaru menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan sejak awal tahun 2025. Hingga pertengahan Juli, tercatat 1.640 kasus dengan tiga pasien meninggal dunia.
Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini memang menjadi momok setiap tahun. Data Dinas Kesehatan Gianyar mencatat fluktuasi kasus yang mengkhawatirkan. Setelah diawali dengan 189 kasus di Januari, angka tersebut terus naik hingga mencapai puncaknya di April dengan 331 kasus. Meskipun sempat menurun di bulan Mei dan Juni, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan.
Gejala DBD meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala hebat, mual, muntah, dan ruam merah pada kulit. Fase kritis terjadi 1-2 hari setelah demam turun, ditandai dengan risiko kebocoran plasma, penurunan trombosit, dan perdarahan. Masyarakat diimbau segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala tersebut.
Pemerintah Kabupaten Gianyar telah mengambil langkah-langkah pencegahan melalui Surat Edaran tentang Gerakan Pencegahan dan Antisipasi Lonjakan Kasus DBD. Perbekel dan lurah diinstruksikan untuk menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan pola 3M Plus di lingkungan masing-masing.
Pola 3M Plus meliputi:
- Menguras tempat penampungan air secara rutin.
- Menutup rapat tempat-tempat penampungan air.
- Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Upaya ini dilengkapi dengan pemeliharaan ikan pemakan jentik, pemasangan kawat kasa, dan penaburan bubuk larvasida.
Selain itu, Dinas Kesehatan Gianyar terus melakukan penyelidikan epidemiologi, pengadaan larvasida, fogging fokus di area kasus, promosi kesehatan, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya PSN berkelanjutan. Masyarakat yang berada di wilayah dengan kasus DBD juga diminta untuk meningkatkan pengawasan dan berkoordinasi aktif dengan Puskesmas setempat.
