Kota Bontang terus berupaya memerangi Tuberkulosis (TBC), penyakit menular yang masih menjadi momok kesehatan masyarakat. RSUD Taman Husada Bontang, sebagai rumah sakit rujukan, gencar meningkatkan kualitas pelayanan untuk pasien TBC.
Di garda terdepan penanganan TBC dewasa di rumah sakit ini adalah dr. Dian Ariani T, satu-satunya dokter spesialis paru yang praktik di sana. Dr. Dian menangani berbagai kasus TBC yang ditemui sehari-hari, menekankan bahwa penularan penyakit ini sangat mudah terjadi.
"TBC menyebar melalui droplet saat batuk, bersin, atau berbicara dekat," jelasnya. Lingkungan dengan sirkulasi udara buruk dan kebersihan minim mempercepat penyebaran TBC, terutama pada mereka yang memiliki imunitas tubuh rendah.
Kelompok rentan seperti lansia dan penderita penyakit penyerta (jantung, ginjal, diabetes, HIV) menjadi perhatian khusus. Gejala TBC yang perlu diwaspadai meliputi batuk persisten, penurunan berat badan, dan demam yang tak kunjung reda.
Di RSUD Taman Husada, pasien dengan dugaan TBC akan menjalani pemeriksaan fisik, rontgen dada, dan tes dahak untuk diagnosis pasti. "Jika positif TBC, pasien segera menjalani pengobatan jangka panjang. Ini krusial untuk mencegah resistensi obat," tegas dr. Dian.
Disiplin dalam pengobatan adalah kunci. Pengobatan TBC memakan waktu berbulan-bulan, dan jika tidak tuntas, bakteri TBC bisa menjadi kebal terhadap obat.
Dr. Dian melayani pasien dewasa setiap hari Senin hingga Jumat sesuai jam kerja rumah sakit. Untuk pasien anak-anak, penanganan dilakukan oleh dokter spesialis anak.
Dr. Dian berpesan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala TBC dan senantiasa menjaga kesehatan. "Pencegahan terbaik adalah dengan menjaga daya tahan tubuh, konsumsi makanan bergizi, dan menerapkan etika batuk yang benar. Jika batuk lebih dari dua minggu, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat," imbaunya.