Presiden terpilih, Prabowo Subianto, melontarkan kritik pedas terhadap praktik bisnis yang menurutnya merugikan rakyat. Ia menyebut para pengusaha yang hanya mencari keuntungan pribadi tanpa peduli penderitaan masyarakat sebagai "vampir ekonomi" yang menghisap darah rakyat kecil.
Prabowo menganggap perilaku serakah ini sebagai sumber utama dari apa yang ia sebut "serakahnomics," yaitu tindakan kelompok tertentu yang hanya mementingkan golongan sendiri.
"Saya ingin sampaikan, pengusaha yang serakah itu tidak benar. Kita butuh pengusaha, saya sendiri dulu juga pengusaha. Tapi ini bukan bisnis yang benar, bukan entrepreneurship, ini keserakahan," tegas Prabowo saat acara peluncuran Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih.
Ia memperingatkan para "vampir ekonomi" untuk mulai memperhatikan kesejahteraan rakyat. "Jangan tega petani setengah mati, rakyat susah, masih ada yang cari untung di atas penderitaan. Itu namanya menghisap darah rakyat, parasit, vampir ekonomi!" serunya.
Pengamat ekonomi menilai istilah "vampir ekonomi" ini sebagai sindiran bagi pengusaha yang kurang peka terhadap isu sosial dan keadilan ekonomi. Mereka bahkan menekan pemerintah demi kepentingan pribadi. Istilah ini juga menekankan bahwa Kopdes Merah Putih hadir sebagai penyeimbang kapitalisme.
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
- Penguatan UMKM melalui Kopdes Merah Putih yang dijalankan dengan benar.
- Peningkatan kualitas SDM secara merata.
- Pemberantasan Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) dan penegakan hukum tanpa pandang bulu.
Namun, ada kekhawatiran bahwa Kopdes Merah Putih justru berpotensi menjadi "vampir ekonomi" baru yang merugikan negara. Program ini dikhawatirkan menjadi lahan korupsi bagi kepala daerah karena landasan hukumnya yang masih lemah. Bahkan, ada potensi kebocoran dana desa hingga triliunan rupiah per tahun akibat Kopdes Merah Putih.