Ketegangan Memuncak: Thailand Lancarkan Serangan Udara ke Kamboja

Konflik perbatasan yang telah berlangsung berminggu-minggu antara Thailand dan Kamboja mencapai titik nadir dengan bentrokan bersenjata yang serius. Militer Thailand, pada hari Kamis, mengonfirmasi penggunaan jet tempur F-16 dan peluncuran rudal ke wilayah Kamboja, menghancurkan target militer yang ditentukan.

Menurut keterangan resmi, satu dari enam jet tempur F-16 yang ditempatkan di perbatasan yang dipersengketakan telah melancarkan serangan. Tindakan ini diklaim sebagai bagian dari operasi militer Thailand akibat peningkatan eskalasi.

"Kami telah mengerahkan kekuatan udara terhadap target-target militer sesuai rencana," ungkap perwakilan Angkatan Darat Thailand.

Pihak Kementerian Pertahanan Kamboja belum memberikan tanggapan resmi terkait serangan udara tersebut. Namun, bentrokan sejak Kamis pagi telah mengakibatkan sedikitnya dua warga sipil tewas dan puluhan ribu lainnya terpaksa mengungsi.

Kedua negara saling menyalahkan atas dimulainya serangan. Pertempuran terkonsentrasi di sekitar kuil Ta Moan Thom, yang terletak di zona perbatasan timur antara Thailand dan Kamboja, sekitar 360 kilometer dari Bangkok.

Kepala distrik Kabcheing di Provinsi Surin, Thailand, melaporkan bahwa "Peluru artileri menghantam rumah-rumah penduduk." Ia menambahkan bahwa dua orang telah meninggal dunia, dan pihak berwenang telah mengevakuasi sekitar 40.000 warga dari 86 desa di sekitar perbatasan ke tempat yang lebih aman.

Mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, melalui unggahan di media sosial, menyatakan bahwa dua provinsi Kamboja telah menjadi target tembakan dari militer Thailand.

Konfrontasi bersenjata ini merupakan puncak dari krisis diplomatik yang memanas sejak Mei, dipicu oleh kematian seorang tentara Kamboja dalam baku tembak singkat. Insiden tersebut memicu kemarahan publik dan memperburuk ketegangan politik di kedua negara.

Sebelumnya, Thailand secara resmi menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengumumkan pengusiran duta besar Kamboja dari Bangkok. Langkah ini diambil setelah dua tentara Thailand kehilangan anggota tubuh akibat ranjau darat dalam kurun waktu kurang dari seminggu di wilayah sengketa.

Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau-ranjau tersebut baru-baru ini, tuduhan yang dibantah keras oleh Phnom Penh. Pemerintah Kamboja menyatakan bahwa tentara Thailand telah memasuki area yang tidak disepakati dan secara tidak sengaja memicu ranjau peninggalan perang sipil puluhan tahun lalu.

Organisasi yang bergerak di bidang pembersihan ranjau mengonfirmasi bahwa Kamboja masih menyimpan jutaan ranjau aktif dari konflik internal. Namun, Thailand bersikeras bahwa ranjau-ranjau tersebut baru ditanam sebagai provokasi.

Sengketa perbatasan antara kedua negara telah berlangsung selama lebih dari seabad, dengan sejumlah titik perbatasan sepanjang 817 kilometer yang belum disepakati. Konflik ini telah memicu serangkaian bentrokan berdarah, termasuk insiden besar pada tahun 2011 yang melibatkan tembakan artileri berat dari kedua belah pihak.

Scroll to Top