Pasar keuangan Indonesia menunjukkan dinamika yang beragam kemarin (21/4/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah mengalami kenaikan tipis, sementara pasar obligasi justru mengalami tekanan jual.
Pergerakan pasar hari ini diperkirakan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk komentar pedas Trump terhadap The Fed dan data ekonomi dalam negeri.
IHSG berhasil ditutup menguat 0,12% atau 7,7 poin ke level 6.445,97. Sektor teknologi menjadi penyelamat dengan kenaikan 3,27%, didorong oleh saham DCI Indonesia (DCII) yang melonjak 11,95%. Di sisi lain, sektor energi, properti, dan finansial menjadi pemberat utama.
Nilai tukar rupiah juga menguat tipis 0,12% terhadap dolar AS, mencapai Rp16.800/US$. Penguatan ini sejalan dengan pelemahan indeks dolar AS (DXY).
Sentimen positif datang dari surplus neraca perdagangan Maret 2025 yang mencapai US$4,33 miliar, melampaui ekspektasi pasar. Peningkatan ekspor, terutama minyak dan gas, menjadi pendorong utama surplus ini.
Namun, pasar obligasi mengalami kontraksi, dengan yield naik 4 basis poin menjadi 6,97%. Kenaikan yield mengindikasikan adanya aksi jual di pasar obligasi.
Dari Wall Street, indeks-indeks utama kompak melemah setelah Trump meningkatkan serangan terhadap Ketua The Fed Jerome Powell. Serangan ini menimbulkan kekhawatiran tentang independensi bank sentral dan kurangnya kemajuan dalam negosiasi perdagangan global.
Trump menyebut Powell sebagai "Mr. Terlambat, pecundang besar" dan mengancam akan memecatnya. Komentar ini memicu kekhawatiran di pasar dan menekan nilai tukar dolar AS.
Selain itu, ketidakpastian terkait negosiasi perdagangan global juga membebani sentimen investor.
Pelaku pasar perlu mewaspadai sejumlah sentimen penting hari ini, termasuk:
- Serangan Trump ke The Fed: Tekanan Trump terhadap Powell dapat mempengaruhi kebijakan moneter AS dan berdampak pada pasar global.
- Update Neraca Dagang Indonesia: Surplus neraca dagang dapat memberikan dukungan bagi nilai tukar rupiah.
- Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI: Keputusan RDG BI terkait suku bunga akan menjadi perhatian utama pasar.
- Lelang Surat Utang Negara (SUN): Pemerintah akan kembali melakukan lelang SUN untuk memenuhi target pembiayaan APBN.
- Kondisi Geopolitik: Memanasnya konflik Ukraina-Rusia juga dapat mempengaruhi sentimen pasar.
- Royalti Batu Bara: Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2025 tentang royalti batu bara akan mulai berlaku efektif.
Berikut adalah agenda dan rilis data yang dijadwalkan hari ini:
- Lelang Surat Utang Negara (SUN)
- Hari pertama Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI)
- Pidato Pejabat the Fed : Jefferson dan Harker
Selain itu, ada juga agenda emiten di dalam negeri:
- Cum date dividen BNII
- Ex date dividen JPFA, AVIA, BBHI, OBAT, dan LPPF
- RUPS BKSW, KEJU, LIFE, DCII, BTPN, DRMA