Eropa Merancang Misi Eksplorasi Bulan Mandiri, Tinggalkan NASA?

Badan Antariksa Eropa (ESA) sedang mempertimbangkan rencana ambisius: eksplorasi Bulan secara independen. Langkah ini muncul di tengah ketidakpastian program Artemis milik NASA, yang selama ini menjadi andalan kerja sama antariksa Eropa.

Pergeseran strategi ini menandai perubahan signifikan. Selama beberapa dekade, ESA menjadi mitra utama AS dalam berbagai proyek luar angkasa, termasuk misi pengembalian manusia ke Bulan melalui Artemis. Namun, perubahan kebijakan dan pemotongan anggaran di AS memicu kekhawatiran di Eropa. Penundaan atau pembatalan Artemis bisa berdampak besar bagi program antariksa Eropa.

"Kami tetap mitra setia NASA. Namun, kami juga mengakui pentingnya misi otonom, termasuk yang berfokus pada Bulan dan Mars," kata Didier Schmitt, pejabat tinggi ESA.

ESA kini menjajaki kolaborasi yang lebih luas dengan negara lain seperti Jepang dan India untuk diversifikasi kemitraan. Meskipun belum mengumumkan misi serupa Artemis secara resmi, ESA memiliki pengalaman berharga dari program-program sebelumnya, seperti Ariane 5, Hermès, dan laboratorium luar angkasa Columbus.

Dukungan dari Komisi Eropa akan sangat penting. Dengan menggabungkan kekuatan negara-negara Uni Eropa, ESA berharap mendapatkan pendanaan dan sinergi dari sektor pertahanan Eropa yang berkembang pesat. Dukungan politik dan finansial ini diharapkan dapat meningkatkan minat publik terhadap eksplorasi luar angkasa.

Tantangan teknis tetap besar. Roket Ariane 6 saat ini hanya mampu membawa sekitar 9 ton muatan ke Bulan, jauh di bawah 40 ton yang dibutuhkan untuk pendaratan manusia. ESA mungkin perlu meningkatkan kemampuan Ariane 6 atau mengembangkan sistem peluncuran berat baru. Sebagai langkah awal, ESA telah memulai program Large Capacity Reusable Spacecraft (LCRS) dan menunjuk perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan teknologi misi Bulan di masa depan.

Dengan meningkatnya ambisi China dan Rusia dalam eksplorasi antariksa, langkah ESA ini mencerminkan upaya untuk mempertahankan peran strategis Eropa dalam persaingan antariksa global yang semakin ketat.

Scroll to Top