Harga Emas Dunia Terus Terkoreksi: Sentimen Perdagangan dan Data Tenaga Kerja AS Jadi Sorotan

Harga emas global kembali mengalami penurunan, menjauhi level psikologis US$3.400 per troy ons. Optimisme seputar kesepakatan perdagangan menjadi faktor utama yang mendorong selera risiko investor, sehingga mengurangi minat terhadap aset safe haven seperti emas.

Pada perdagangan Kamis (24/7/2025), harga emas dunia merosot 0,58% menjadi US$3.367,81 per troy ons, memperpanjang tren penurunan selama dua hari terakhir. Namun, pada perdagangan Jumat (25/7/2025) hingga pukul 06.43 WIB, harga emas di pasar spot sedikit menguat 0,06% ke posisi US$3.369,81 per troy ons.

Sentimen positif terhadap potensi kesepakatan perdagangan antara AS dengan Jepang dan Uni Eropa menjadi katalis utama. Pasar meyakini kemajuan dalam negosiasi perdagangan dapat mengurangi ketidakpastian ekonomi global.

Selain itu, pasar juga menyoroti kunjungan Presiden AS ke The Federal Reserve (The Fed). Hal ini menimbulkan spekulasi mengenai potensi intervensi terhadap independensi bank sentral, terutama mengingat kritikan Trump terhadap kebijakan suku bunga The Fed.

Meskipun demikian, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 29-30 Juli mendatang. Namun, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada bulan September masih tetap tinggi.

Sebagai aset yang dicari saat ketidakpastian ekonomi meningkat, emas cenderung menguntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah. Sebaliknya, jika sentimen risiko meningkat dan ketidakpastian mereda, emas menjadi kurang menarik bagi investor.

Dari sisi data ekonomi, klaim pengangguran AS secara mengejutkan mengalami penurunan pada minggu lalu. Hal ini mengindikasikan pasar tenaga kerja yang relatif stabil, meskipun proses perekrutan cenderung melambat.

Klaim tunjangan pengangguran AS telah menurun selama enam minggu berturut-turut, mencapai level terendah sejak April. Penurunan ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung mempertahankan karyawan di tengah ketidakpastian kebijakan tarif.

Meskipun demikian, tingginya tingkat klaim berkelanjutan mengindikasikan bahwa banyak pekerja yang menganggur menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan baru. Hal ini menunjukkan pasar tenaga kerja yang stabil, namun kehilangan momentum pertumbuhan.

Scroll to Top