Fenomena "Rojali" atau rombongan jarang beli, menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) pun tak luput menyoroti tren ini, menganggapnya sebagai indikasi penting terkait kondisi ekonomi rumah tangga.
Menurut BPS, Rojali, yaitu orang-orang yang gemar mengunjungi pusat perbelanjaan tanpa berbelanja, perlu dicermati. Meski belum tentu mencerminkan kemiskinan secara langsung, fenomena ini bisa jadi refleksi dari tekanan ekonomi, terutama pada kelompok masyarakat rentan.
Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 menunjukkan bahwa kelompok masyarakat kelas atas cenderung menahan diri dalam hal konsumsi. Ini mengindikasikan bahwa fenomena Rojali dapat terjadi di berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kelas atas hingga masyarakat miskin.
Implikasinya, pemerintah perlu merancang ulang kebijakan yang lebih komprehensif. Fokus tidak hanya pada penurunan angka kemiskinan, namun juga pada penguatan ketahanan konsumsi dan stabilitas ekonomi rumah tangga, terutama di kalangan menengah ke bawah. Rojali menjadi alarm bagi pembuat kebijakan untuk memperhatikan aspek-aspek ini demi kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.