Miopia, atau rabun jauh, menjadi masalah kesehatan global yang semakin mendesak. Saat ini, lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan ini. Dampaknya bukan hanya sekadar penglihatan kabur; miopia yang tidak terkoreksi dapat menghambat proses belajar, membatasi peluang karier, dan menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Kabar baiknya, kecerdasan buatan (AI) menawarkan solusi inovatif dalam memerangi miopia. AI memiliki potensi luar biasa untuk mendiagnosis miopia secara akurat, mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang memicu perkembangannya, dan bahkan memprediksi hasil pengobatan di masa depan.
Dengan kemampuan analisis data yang canggih, AI dapat memproses informasi medis pasien dengan lebih cepat dan efisien. Hal ini memungkinkan diagnosis dini, intervensi yang lebih tepat sasaran, dan pada akhirnya, pencegahan miopia yang lebih efektif.
Prediksi menunjukkan bahwa pada tahun 2050, hampir separuh populasi dunia akan menderita miopia. Oleh karena itu, pengembangan dan penerapan teknologi AI dalam bidang oftalmologi menjadi sangat penting untuk menanggulangi krisis kesehatan mata global ini. AI menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi penglihatan jutaan orang di seluruh dunia.