Washington DC – Langkah Prancis di bawah kepemimpinan Presiden Emmanuel Macron untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat menuai kritik pedas dari mantan Presiden AS Donald Trump.
Trump secara terbuka meremehkan langkah Macron tersebut dengan menyebutnya "tidak berbobot". Pernyataan ini dilontarkan Trump kepada awak media, sehari setelah Macron mengumumkan niatnya untuk secara resmi mengakui Negara Palestina.
Selain mengomentari langkah Prancis, Trump juga menyoroti kegagalan perundingan gencatan senjata di Gaza yang dimediasi di Doha, Qatar. Trump menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kebuntuan tersebut, mengklaim bahwa kelompok tersebut tidak memiliki keinginan untuk mencapai kesepakatan.
"Sangat disayangkan. Hamas tampaknya tidak menginginkan kesepakatan. Saya pikir mereka lebih memilih kematian," ujar Trump.
Perundingan antara delegasi Israel dan Hamas, yang berlangsung selama lebih dari dua minggu, terhenti hingga akhirnya AS menarik diri. Meskipun demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pemerintahannya masih berupaya mencari kesepakatan, meskipun negosiator Israel telah ditarik dari Doha.
Trump kembali menyalahkan Hamas atas situasi ini, dengan menyatakan bahwa fokus saat ini adalah pembebasan sandera yang tersisa.
Sebelumnya, Presiden Macron mengumumkan bahwa Prancis akan mengakui negara Palestina dalam Sidang Umum PBB pada bulan September.
"Sesuai dengan komitmen historis untuk perdamaian yang adil dan langgeng di Timur Tengah, saya memutuskan Prancis akan mengakui Negara Palestina. Pengumuman resmi akan saya sampaikan di Sidang Umum PBB pada bulan September," tulis Macron di media sosial. Macron juga menekankan urgensi untuk mengakhiri perang di Gaza dan memberikan bantuan kepada warga sipil.