Pekan ini menjadi periode yang sulit bagi emas. Harga logam mulia ini mengalami penurunan signifikan, bahkan terlempar dari level US$ 3.400 setelah mencatatkan tiga hari penurunan berturut-turut.
Menurut data terkini, harga emas pada penutupan perdagangan terakhir pekan ini berada di US$ 3.335,93, merosot 0,95%. Tren penurunan ini memperpanjang catatan buruk emas, dengan total pelemahan mencapai 2,88% dalam tiga hari. Level penutupan ini merupakan yang terendah sejak pertengahan Juli. Secara kumulatif, harga emas turun 0,4% sepanjang minggu ini, lebih dalam dibandingkan penurunan minggu sebelumnya.
Rekor Buruk yang Menimpa Emas Pekan Ini:
- Penutupan Terendah: Harga penutupan pada hari Jumat merupakan yang terendah dalam lebih dari seminggu.
- Terlempar dari Level US$ 3.400: Emas gagal mempertahankan posisinya di atas ambang batas psikologis tersebut.
- Penurunan Tiga Hari Berturut-turut: Rangkaian penurunan ini tergolong jarang terjadi sepanjang tahun ini. Momentum serupa hanya terjadi beberapa kali sebelumnya.
- Penurunan Dua Pekan Beruntun: Tren negatif ini juga jarang terjadi, mengindikasikan tekanan yang berkelanjutan pada harga emas.
Faktor Pendorong Pelemahan Emas
Kekuatan dolar AS dan sinyal positif dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa menjadi faktor utama yang menekan harga emas. Penguatan dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Sementara itu, kemajuan dalam perundingan dagang mengurangi permintaan terhadap aset-aset yang dianggap aman (safe haven), termasuk emas.
Indeks dolar AS mencapai level tertinggi dalam beberapa hari terakhir. Pasar merespons positif potensi kesepakatan perdagangan antara AS dan Uni Eropa sebelum tenggat waktu yang ditetapkan. Sentimen ini mendorong aliran modal ke aset-aset berisiko.
Selain itu, data ekonomi AS menunjukkan klaim pengangguran mingguan yang turun ke level terendah dalam tiga bulan. Hal ini mengindikasikan pasar tenaga kerja yang stabil, meskipun perekrutan cenderung melambat.
Implikasi Kebijakan The Fed
Data tenaga kerja yang solid diperkirakan akan memberikan ruang bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga pada level saat ini dalam pertemuan mendatang. Meskipun inflasi menunjukkan tanda-tanda kenaikan akibat tarif impor yang diberlakukan, bank sentral mungkin akan mengambil pendekatan hati-hati.
Prospek Emas ke Depan
Beberapa analis memperkirakan bahwa emas mungkin akan menarik minat beli di kisaran US$ 3.300. Namun, lonjakan harga yang signifikan diperkirakan tidak akan terjadi sebelum pengumuman kebijakan The Fed.
Secara historis, emas cenderung berkinerja baik selama periode ketidakpastian dan dalam lingkungan suku bunga rendah. Investor akan terus memantau perkembangan ekonomi dan politik global untuk mengukur prospek emas ke depan.