Krisis Kelaparan di Gaza: PBB Menyebut Ini Krisis Moral yang Mengguncang Dunia

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyampaikan kekhawatiran mendalam atas memburuknya kondisi kelaparan di Gaza. Menurutnya, situasi ini bukan sekadar krisis kemanusiaan, melainkan sebuah krisis moral yang menghantam hati nurani seluruh dunia.

Guterres menggambarkan betapa dahsyatnya kelaparan yang melanda wilayah tersebut. Bahkan, anak-anak di Gaza kini lebih sering membicarakan tentang keinginan untuk pergi ke surga, karena mereka percaya bahwa di sana setidaknya ada makanan.

"Anak-anak bermimpi tentang surga, karena setidaknya di sana mereka membayangkan ada makanan," ungkap Guterres, menggambarkan keputusasaan yang mendalam.

PBB melaporkan bahwa seluruh populasi Gaza, sekitar 2,1 juta jiwa, kini menghadapi kerawanan pangan. Mereka kehilangan akses terhadap makanan yang cukup, bergizi, dan aman. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan bahwa 900.000 anak mengalami kelaparan, sementara 70.000 lainnya menunjukkan tanda-tanda malnutrisi.

Lebih dari seratus organisasi kemanusiaan internasional telah mengeluarkan peringatan bersama, menyatakan bahwa para relawan dan staf mereka sendiri mulai melemah akibat kekurangan pangan. "Kami menyaksikan rekan-rekan kami semakin kurus," bunyi pernyataan mereka, menggambarkan betapa mengerikannya situasi di lapangan.

Guterres menegaskan bahwa PBB akan terus menyuarakan keprihatinan mereka. Namun, ia mengakui bahwa kata-kata saja tidak cukup. "Kata-kata tidak bisa mengisi perut anak-anak yang lapar," tegasnya.

Tenaga Medis Bertahan dengan Satu Kali Makan dalam Tiga Hari

Situasi tragis ini juga dirasakan langsung oleh para tenaga medis yang berjuang di garis depan. Seorang dokter anak yang pernah bertugas di Gaza menyebut kondisi di sana sebagai "dunia distopia yang menjadi kenyataan."

Tenaga medis di Gaza kini hanya mampu makan satu kali setiap dua hingga tiga hari. Mereka harus merawat pasien dalam kondisi kekurangan pasokan bantuan yang parah. Ironisnya, anak-anak kini lebih sering menangis karena kelaparan daripada karena luka bakar atau amputasi yang mereka alami.

Kebutuhan akan makanan dalam skala besar adalah sesuatu yang mendesak dan tidak bisa ditunda. Satu dari empat anak kecil dan ibu hamil yang datang ke klinik mengalami malnutrisi. Bantuan makanan lewat udara yang diusulkan dinilai tidak memadai, berbahaya, dan tidak efektif.

Blokade yang diterapkan telah menghambat masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meskipun ada rencana pengiriman bantuan melalui udara, PBB memperingatkan bahwa metode tersebut mahal dan berisiko tinggi.

Scroll to Top