"Sore: Istri dari Masa Depan": Elegi Cinta, Waktu, dan Penerimaan yang Membelah Opini

Film "Sore: Istri dari Masa Depan" karya Yandy Laurens telah menjadi buah bibir sejak dirilis di layar lebar pada 10 Juli 2025. Lebih dari 1,8 juta penonton telah menyaksikan kisah Sore (Sheila Dara) yang melakukan perjalanan waktu untuk mengubah takdir suaminya, Jonathan (Dion Wiyoko). Namun, film ini memicu perdebatan sengit, mulai dari representasi perempuan hingga kelayakan sebagai film terbaik tahun ini.

Kisah Cinta yang Melampaui Waktu

Awalnya merupakan serial web, film ini berkembang menjadi narasi yang lebih dalam tentang seorang istri yang berjuang menerima kematian orang yang dicintainya. Sore melakukan perjalanan waktu untuk mengubah kebiasaan buruk Jonathan dan memperpanjang usianya. Namun, di tengah usahanya, ia menyadari bahwa ada hal-hal yang tak bisa diubah: masa lalu, rasa sakit, dan kematian.

Pergulatan Batin dan Simbolisme

Film ini menggunakan elemen fiksi ilmiah untuk menggambarkan pergulatan batin Sore. Kroasia, Finlandia, dan Indonesia dipilih sebagai lokasi syuting, bukan lagi Italia seperti serialnya, untuk memperkuat tema fotografi Jonathan tentang isu-isu lingkungan.

Namun, beberapa kritikus menganggap Sore sebagai representasi klise perempuan yang lemah dan buta cinta. Sejak awal, Sore digambarkan sibuk mengurus Jonathan, sementara pria itu asyik dengan dunianya sendiri. Namun, narasi ini berubah ketika Sore memilih jalannya sendiri dan berusaha menebus waktu yang telah terlewat.

Lima Tahapan Berduka dan Analogi Sisifus

Beberapa pengamat melihat tindakan Sore sebagai wujud penyangkalan terhadap kematian Jonathan, merujuk pada lima tahapan berduka ala Kübler-Ross. Yang lain menganggapnya sebagai analogi Sisifus, tokoh mitologi Yunani yang terus mendorong batu ke puncak, hanya untuk gagal setiap kali. Namun, seperti Sisifus, Sore mungkin menemukan kebahagiaan dalam prosesnya.

Pengaruh Musik dan Pemasaran

Selain cerita, musik dalam film ini juga mencuri perhatian. Lagu "Terbuang Dalam Waktu" dari Barasuara berhasil membangkitkan emosi penonton dan menjadi populer di media sosial. Pemilihan lagu yang tepat tidak hanya memperkuat adegan, tetapi juga berdampak pada pemasaran film.

Layakkah Jadi Film Terbaik?

Film ini memicu perdebatan tentang kelayakannya sebagai film terbaik. Meskipun memiliki konsep fiksi sains yang segar, beberapa kritikus mempertanyakan logika ilmiah dari perjalanan waktu Sore. Namun, yang lain memuji eksperimentasi, teknis, dan emosi yang dihadirkan film ini.

"Sore: Istri dari Masa Depan" adalah film yang kompleks dan menggugah pikiran. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan tentang cinta, kehilangan, waktu, dan penerimaan. Terlepas dari pro dan kontra, film ini telah meninggalkan kesan mendalam bagi banyak penonton dan layak menjadi salah satu film yang diperbincangkan tahun ini.

Scroll to Top