Laporan intelijen Amerika Serikat mengungkap dampak signifikan dari operasi militer yang berlangsung di Yaman. Diperkirakan, antara 500 hingga 600 anggota milisi Houthi tewas dalam serangan yang dilancarkan sejak bulan lalu.
Data ini mencakup tokoh-tokoh penting, seperti operator sistem rudal dan ahli pesawat tanpa awak. Serangan udara dan laut yang dilakukan AS setiap hari selama lebih dari sebulan, meski tanpa publikasi hasil yang detail, menunjukkan intensitas operasi.
Sumber informasi dari pihak AS menyebutkan, jumlah korban milisi Houthi diperkirakan akan terus bertambah seiring perluasan area operasi. Beberapa kamp pelatihan Houthi dilaporkan hancur total dalam serangan, tanpa ada yang selamat.
Pihak Houthi diduga menekan keluarga korban untuk tidak mengungkap informasi terkait kematian anggota mereka, serta hanya mengakui kehilangan anggota berpangkat rendah untuk menghindari kepanikan di kalangan pendukung. Kampanye disinformasi di media sosial juga diluncurkan untuk membantah informasi tentang jumlah korban.
Meski demikian, seorang warga Yaman berani mengklaim di media sosial bahwa lebih dari 650 anggota Houthi tewas, lengkap dengan nama, pangkat, dan lokasi. Namun, kebenaran informasi ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Operasi militer AS diperkirakan akan terus berlanjut dalam waktu yang lama. Persiapan operasi darat untuk merebut kembali Sanaa dan kota-kota pelabuhan utama juga dikabarkan tengah berlangsung. Pejabat AS mengklaim, serangan yang dilakukan telah melemahkan pertahanan udara dan kemampuan militer Houthi secara signifikan.
Dalam beberapa hari terakhir, kelompok Houthi juga dilaporkan telah menewaskan puluhan warga sipil Yaman dalam serangan yang gagal menargetkan militer AS. Namun, jumlah warga sipil yang menjadi korban akibat serangan AS belum jelas.
Operasi ini juga menuai kritik dari anggota parlemen Amerika karena biaya yang tinggi dan minimnya informasi publik mengenai dampaknya. AS telah kehilangan sedikitnya lima pesawat nirawak MQ-9 Reaper yang diklaim ditembak jatuh oleh Houthi.
Meski demikian, operasi tersebut tampaknya telah merusak infrastruktur persenjataan Houthi, termasuk fasilitas penyimpanan dan manufaktur. Komando Pusat AS (CENTCOM) juga telah menghancurkan pelabuhan bahan bakar di Yaman barat, sebagai upaya untuk memutus sumber pendapatan kelompok tersebut.
Menteri Informasi Yaman Moammar Al-Eryani mengapresiasi serangan militer AS sebagai respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal-kapal pengiriman internasional. Menurutnya, operasi ini telah tepat sasaran dan menargetkan infrastruktur militer Houthi, termasuk pusat komando, kamp pelatihan, dan depot senjata.
Al-Eryani juga menyoroti penurunan kemampuan Houthi dalam meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak, terutama di Laut Merah dan Bab al-Mandab, serta kematian beberapa pemimpin senior Houthi. Ia menekankan pentingnya dukungan politik, militer, keamanan, dan ekonomi bagi pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, serta perlunya penanganan terhadap peran Iran dalam menciptakan ketidakstabilan di kawasan.