Etomidate: Panduan Lengkap Penggunaan dan Efek Sampingnya dalam Dunia Medis

Etomidate adalah obat bius yang sering digunakan di bidang medis untuk memicu hilangnya kesadaran dengan cepat dan sementara. Meski sangat efektif, penggunaannya harus sangat hati-hati. Penting untuk memahami apa itu etomidate, dosis yang tepat, dan potensi efek sampingnya.

Apa Sebenarnya Etomidate Itu?

Etomidate adalah obat yang diberikan untuk memulai anestesi umum. Obat ini juga berfungsi sebagai pelengkap obat anestesi lain untuk menjaga pasien tetap tidak sadar selama prosedur operasi singkat.

Etomidate bekerja dengan cepat, biasanya dalam satu menit setelah disuntikkan ke pembuluh darah. Efeknya akan berlangsung selama 3-5 menit, tergantung pada dosis yang diberikan.

Fungsi utama etomidate adalah membuat pasien tertidur dengan cepat tanpa menurunkan tekanan darah secara signifikan. Obat ini sering digunakan pada pasien dengan kondisi kritis yang tidak stabil secara jantung dan pembuluh darah, seperti pasien yang mengalami syok atau trauma berat. Etomidate bekerja dengan menekan sistem saraf pusat, khususnya dengan meningkatkan aktivitas neurotransmitter GABA, zat alami di otak yang menghambat sinyal saraf.

Untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 10 tahun, dosis etomidate untuk induksi anestesi bervariasi antara 0,2 mg/kg hingga 0,6 mg/kg berat badan. Dosis ini harus disesuaikan untuk setiap individu. Dosis umum yang digunakan untuk induksi adalah 0,3 mg/kg, disuntikkan selama 30-60 detik.

Penggunaan etomidate pada pasien di bawah 10 tahun tidak direkomendasikan karena data yang ada belum cukup untuk menentukan dosis yang aman.

Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat penggunaan etomidate meliputi:

  • Nyeri sementara di tempat suntikan
  • Pernapasan yang dalam dan cepat (hiperventilasi)
  • Kedutan atau kejang otot (mioklonus), termasuk pada otot rangka dan otot mata
  • Penurunan laju pernapasan (hipoventilasi)
  • Penurunan kadar oksigen dalam darah
  • Kejang pita suara (laringospasme)
  • Henti napas sementara (apnea)
  • Mendengkur
  • Cegukan
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Tekanan darah rendah (hipotensi)
  • Irama jantung tidak teratur (aritmia)
  • Detak jantung cepat (takikardia)
  • Detak jantung lambat (bradikardia)
  • Mual
  • Muntah

Segera hubungi dokter jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Gejala jantung yang berat, seperti detak jantung yang sangat cepat atau berdebar kencang, sensasi berdebar di dada, sesak napas, dan pusing yang datang tiba-tiba
  • Sakit kepala hebat, kebingungan, bicara cadel, kelemahan parah, muntah, kehilangan koordinasi, kesulitan menjaga keseimbangan saat berdiri atau berjalan
  • Reaksi sistem saraf yang berat, ditandai dengan otot yang sangat kaku, demam tinggi, berkeringat, kebingungan, detak jantung yang cepat atau tidak teratur, tremor, perasaan seperti akan pingsan
  • Gejala mata yang serius, seperti penglihatan kabur, penglihatan seperti melihat ke dalam terowongan (tunnel vision), nyeri atau pembengkakan pada mata, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya.
Scroll to Top