Harga emas dunia terus mengalami tekanan dan semakin menjauh dari level psikologis US$3.500 per troy ons. Pada hari Senin (28/7/2025), harga emas spot tercatat melemah 0,17% menjadi US$3.330,41 per troy ons. Pelemahan ini merupakan kelanjutan dari tren penurunan selama tiga hari berturut-turut.
Salah satu faktor utama yang membebani harga emas adalah penguatan mata uang dolar AS. Indeks Dolar AS (DXY) mengalami rebound, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Selain itu, harapan akan kemajuan dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa turut mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kesepakatan dagang dengan Uni Eropa yang menetapkan tarif 15% terhadap sebagian besar barang Eropa yang masuk ke AS, termasuk mobil. Kesepakatan ini meningkatkan selera risiko di kalangan investor, sehingga mengalihkan modal ke aset-aset yang lebih berisiko.
Dari sisi data ekonomi, klaim pengangguran AS menunjukkan penurunan ke level terendah dalam tiga bulan terakhir, menandakan pasar tenaga kerja yang stabil meskipun perekrutan masih lesu. Hal ini memberikan ruang bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga di level saat ini pada pertemuan mendatang.
Namun, kunjungan mendadak Trump ke bank sentral mengindikasikan tekanan agar The Fed menurunkan suku bunga. Meskipun demikian, pasar tenaga kerja yang stabil diperkirakan akan membuat The Fed berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Para analis memperkirakan bahwa emas mungkin menarik minat beli di level US$3.300 per troy ons, tetapi kemungkinan tidak akan mencapai level tertinggi baru sepanjang masa hingga setelah keputusan The Fed. Pertemuan The Fed juga dapat mengisyaratkan potensi penurunan suku bunga di akhir tahun.
Pekan ini akan menjadi pekan yang penting bagi pergerakan harga emas. Keputusan kebijakan The Fed, perkembangan negosiasi dagang, dan data tenaga kerja AS akan menjadi faktor-faktor penentu arah harga emas.
Jika The Fed tidak memberikan sinyal penurunan suku bunga, negosiasi dagang berjalan lancar, dan data tenaga kerja membaik, maka harga emas berpotensi mengalami tekanan yang lebih dalam.