Jakarta masih harus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran demam berdarah dengue (DBD) meskipun sudah memasuki musim kemarau. Curah hujan yang masih tinggi di Jakarta menjadi perhatian utama.
Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pola cuaca yang tidak biasa ini menyebabkan penyebaran DBD tetap menjadi ancaman. Biasanya, puncak kasus DBD terjadi pada bulan April-Mei, kemudian berangsur-angsur menurun hingga akhir tahun.
Meskipun saat ini kasus DBD sudah mulai menurun, laju penurunannya tidak secepat tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus menggalakkan sosialisasi 3M Plus:
- Menguras: Membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
- Menutup: Menutup rapat wadah air untuk mencegah nyamuk masuk dan berkembang biak.
- Mendaur Ulang: Mengelola barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Selain itu, langkah-langkah pencegahan tambahan seperti penggunaan kelambu, obat anti-nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan juga penting.
"Plusnya, intervensi biologis juga bisa dilakukan, misalnya dengan menanam tanaman pengusir nyamuk, menebar ikan di tempat penampungan air yang tidak bisa dikuras," jelas Dinas Kesehatan.
Penggunaan larvasida juga dapat membantu mencegah pertumbuhan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa. Dengan upaya bersama, diharapkan penyebaran DBD di Jakarta dapat dikendalikan.