Stockbitor yang Budiman!
AKR Corporindo ($AKRA) mencatatkan laba bersih yang mengesankan sebesar 615 miliar rupiah di kuartal kedua 2025, melesat 51% dibandingkan tahun lalu dan 9% dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara keseluruhan, laba bersih semester pertama 2025 mencapai 1,18 triliun rupiah, melebihi perkiraan. Angka ini setara dengan 47% dari estimasi konsensus untuk tahun 2025, melampaui rata-rata 3 tahun sebelumnya.
Sorotan Utama AKRA:
Laba Sebelum Pajak (PBT) Segmen Perdagangan dan Distribusi Melonjak 30% YoY di Semester Pertama 2025
Segmen kunci ini pulih dengan pertumbuhan signifikan sebesar 49% YoY di kuartal kedua. Peningkatan ini didukung oleh efek basis rendah pada semester pertama tahun sebelumnya akibat isu perizinan RKAB.
Ke depan, manajemen AKRA memperkirakan potensi penurunan volume permintaan BBM dari klien pertambangan akibat penurunan harga komoditas. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan akan fokus memaksimalkan penjualan ke segmen industri non-tambang dan ritel (bp AKR). Volume penjualan BBM dari segmen industri tetap stabil, didorong oleh pelanggan baru yang diperoleh pada semester pertama tahun lalu.
Manajemen AKRA telah beradaptasi dengan perubahan durasi RKAB menjadi tahunan, meskipun masih menunggu peraturan resmi dari Kementerian ESDM.
Penjualan Lahan JIIPE Meroket 21% YoY di Semester Pertama 2025
PBT dari segmen kawasan industri mencapai 234 miliar rupiah di kuartal kedua, tumbuh 114% YoY dan 195% QoQ. Selama semester pertama, segmen ini tumbuh 7% YoY, didorong oleh penjualan lahan JIIPE dan peningkatan pendapatan berulang dari sewa lahan, listrik, dan utilitas.
Penjualan lahan JIIPE mencapai 22 hektar di semester pertama, sejalan dengan ekspektasi. Manajemen optimis dengan target penjualan lahan 80-100 hektar pada tahun 2025, didukung oleh backlog kontrak.
Dividen Interim Rp50/Saham, Potensi Yield 3,8%
AKRA berencana membagikan dividen interim tahun buku 2025 senilai sekitar 990 miliar rupiah atau 50 rupiah per saham, setara dengan 84% dari laba bersih semester pertama. Ini mengindikasikan dividend yield sebesar 3,8% per Senin, 28 Juli. Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 5 Agustus 2025, dengan pembayaran pada 19 Agustus 2025.
Inti Sari:
Kinerja AKRA yang melampaui ekspektasi di semester pertama 2025 membuat perusahaan optimis dapat mencapai target tahun 2025. Hal ini didasarkan pada guidance yang konservatif dan backlog kontrak penjualan lahan.
Kinerja Emiten Lainnya
- $CMRY: Cisarua Mountain Dairy mencatatkan laba bersih sebesar 514 miliar rupiah pada 2Q25 (+24% YoY, +7% QoQ). Hasil ini membuat laba bersih selama 1H25 mencapai 994 miliar rupiah (+24% YoY).
- $PTRO: Anak usaha Petrindo Jaya Kreasi ($CUAN) sekaligus pengendali Petrosea, PT Kreasi Jasa Persada, membeli ~2,6 juta saham PTRO dengan harga rata–rata ~3.847 rupiah per lembar pada 24 Juli 2025.
- $CNMA: Nusantara Sejahtera Raya mencatatkan laba bersih sebesar 358 miliar rupiah pada 2Q25 (+45% YoY), berbalik dari rugi bersih sebesar 69 miliar rupiah pada 1Q25.
- $PANI: Pantai Indah Kapuk Dua mencatatkan marketing sales sebesar 699 miliar rupiah pada 2Q25 (-62% YoY, +50% QoQ).
- $CDIA: Komisaris Chandra Daya Investasi, Andre Khor Kah Hin, membeli 4,25 juta saham CDIA dengan harga rata–rata 1.050 rupiah per lembar pada 21 Juli 2025.
- $TPIA: Chandra Asri Pacific melalui anak usahanya, Chandra Asri Trading Company Pte. Ltd., membeli 7,4% saham Hiap Seng Industries Ltd. (SGX: 1L2), senilai ~2,6 juta dolar Singapura.
Top Gainer & Top Loser
[Informasi Top Gainer & Top Loser akan ditampilkan di sini]
Kabar Pasar Lainnya
- BEI mengumumkan evaluasi indeks untuk LQ45, IDX30, dan IDX80 dengan periode efektif pada 1 Agustus–31 Oktober 2025.
- International Energy Agency (IEA) memperkirakan bahwa permintaan batu bara global akan meningkat tipis sebesar +0,2% YoY selama 2025.
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa pemerintah sepakat memperpanjang PPN DTP untuk sektor properti sebesar 100% selama 2H25.
- AS dan Uni Eropa telah menyepakati framework perdagangan.
- Nusa Raya Cipta ($NRCA) berencana menjual atau mengalihkan saham treasuri hasil buyback.
- Lippo Cikarang ($LPCK) mencatatkan marketing sales sebesar 468 miliar rupiah pada 2Q25.
- Pemegang saham Lovina Beach Brewery ($STRK) ,PT Barito Mas Sukses, menjual 1,6 miliar (15%) saham STRK.