Kasus HIV/AIDS di Semarang Meningkat, Layanan Tes Digenjot

Kota Semarang menghadapi tantangan serius dalam penanggulangan HIV/AIDS. Data menunjukkan adanya peningkatan kasus yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari Januari hingga Juli 2025, tercatat 294 kasus baru. Tren ini mengkhawatirkan, mengingat pada tahun 2023 terdapat 601 kasus, meningkat menjadi 689 kasus di tahun 2023, dan kembali naik menjadi 691 kasus pada tahun 2024.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang berupaya keras menekan laju penyebaran virus mematikan ini. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah memperluas akses layanan tes HIV. Saat ini, terdapat 79 titik layanan yang tersebar di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari puskesmas, rumah sakit, hingga klinik yang dikelola oleh PKBI.

Peningkatan kasus HIV/AIDS ini didominasi oleh kelompok lelaki penyuka sesama jenis (homoseksual). Temuan ini cukup mengejutkan dan mengindikasikan perlunya fokus lebih pada upaya pencegahan dan edukasi di kalangan tersebut. Meskipun belum ada data persentase yang detail, peningkatan kasus di kalangan homoseksual dalam dua tahun terakhir menjadi perhatian utama.

Untuk menjangkau kelompok rentan, petugas kesehatan secara rutin melakukan skrining di tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi interaksi berisiko, seperti karaoke, panti pijat, hotel, dan kos-kosan. Selain itu, Dinkes Kota Semarang mendorong lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) untuk menggunakan kondom dan mengkonsumsi pre-exposure prophylaxis (PrEP) sebagai langkah pencegahan.

Dengan adanya 79 titik layanan tes HIV, diharapkan deteksi dini dapat dilakukan secara lebih luas. Semakin cepat kasus terdeteksi, semakin cepat pula penanganan dapat diberikan, sehingga penyebaran virus dapat dikendalikan. Upaya pencegahan akan terus diintensifkan, khususnya pada kelompok-kelompok yang paling rentan terinfeksi HIV.

Scroll to Top