Hujan lebat yang mengguyur Beijing, Ibu Kota China, telah menyebabkan bencana banjir yang merenggut nyawa 30 orang dan memaksa evakuasi lebih dari 80 ribu penduduk.
Badai hujan yang melanda wilayah utara Tiongkok, termasuk Beijing, Hebei, Jilin, dan Shandong, mengakibatkan kerusakan parah. Pemerintah setempat melaporkan bahwa hujan deras yang ekstrem telah menyebabkan bencana besar dan menelan korban jiwa.
Korban jiwa terbanyak tercatat di Miyun, sebuah distrik suburban di timur laut pusat kota Beijing. Dampak signifikan juga dirasakan di Distrik Huairou di utara dan Fangshan di barat daya kota.
Akibat banjir ini, puluhan jalan ditutup dan lebih dari 130 desa mengalami pemadaman listrik. Masyarakat diimbau untuk memantau prakiraan cuaca dan peringatan dini, serta menghindari bepergian ke daerah berisiko kecuali dalam keadaan mendesak.
Presiden Xi Jinping telah menginstruksikan pihak berwenang untuk mempersiapkan diri menghadapi skenario terburuk dan mempercepat relokasi warga di daerah yang rentan terhadap banjir.
Di Provinsi Hebei, tanah longsor di dekat kota Chengde mengakibatkan empat orang tewas dan delapan lainnya masih dinyatakan hilang.
Bencana alam kerap melanda Tiongkok, khususnya pada musim panas. Beberapa wilayah mengalami hujan lebat, sementara wilayah lainnya dilanda gelombang panas ekstrem.
Tiongkok, sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, berupaya untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Negara ini juga merupakan pusat energi terbarukan global.