Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) seiring datangnya musim hujan sepanjang tahun 2025. Dinas Kesehatan memprediksi puncak penyebaran penyakit ini akan terjadi hingga akhir April mendatang.
Menurut keterangan dari Dinas Kesehatan, siklus DBD biasanya mencapai puncaknya sebulan setelah puncak musim hujan. Faktor lain yang memperburuk situasi adalah dampak El Nino tahun sebelumnya yang memperpanjang musim kemarau, sehingga risiko peningkatan kasus menjadi lebih tinggi di awal musim hujan ini.
Masyarakat diimbau untuk secara rutin memberantas sarang nyamuk. Kasus DBD meningkat dipengaruhi oleh kombinasi faktor seperti cuaca, kelembaban udara, dan perilaku masyarakat.
Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa kelompok usia anak sekolah paling rentan terinfeksi DBD karena sering beraktivitas di luar rumah. Nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit pada pukul 08.00–10.00 WIB dan 15.00–17.00 WIB.
Untuk menekan angka kematian akibat DBD, Pemprov Jakarta mengintensifkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J). Setiap rumah tangga diharapkan menunjuk satu anggota keluarga sebagai kader jumantik yang bertugas melakukan pemeriksaan jentik nyamuk setiap Jumat pagi pukul 10.00 selama minimal 10 minggu.
Lima faktor utama penyebab peningkatan kasus DBD:
- Kondisi cuaca dan kelembaban yang ideal mendukung perkembangbiakan nyamuk setelah periode El Nino yang panjang di tahun 2023.
- Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, terutama di lingkungan luar rumah. Hal ini berdampak pada anak-anak usia sekolah yang aktif di luar rumah pada jam aktif nyamuk.
- Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan pasca pandemi Covid-19.
- Penemuan kasus DBD saat pemeriksaan infeksi pernapasan dan pencernaan yang umum terjadi saat musim pancaroba, dimana penurunan trombosit terdeteksi saat pemeriksaan darah.
- Kemungkinan adanya mutasi virus dengue baru (selain DEN 1,2,3,4) yang menyebabkan gejala lebih berat pada orang dewasa yang sebelumnya mungkin tidak bergejala atau hanya mengalami gejala ringan.