Jakarta – Ketegangan antara Thailand dan Kamboja mencapai titik didih setelah militer Thailand mengklaim telah menewaskan seorang jenderal senior Kamboja dalam konflik yang sedang berlangsung. Klaim ini muncul di tengah upaya gencatan senjata yang sedang dinegosiasikan di Kuala Lumpur pada hari Senin (28/7).
Namun, harapan perdamaian tampaknya pupus setelah Thailand menuduh Kamboja melanggar kesepakatan gencatan senjata yang baru saja dicapai.
Menurut laporan media lokal, Jenderal Srey Duk, Wakil Panglima Militer Kerajaan Kamboja dan komandan Divisi Ke-3 Pendukung, dilaporkan tewas dalam pertempuran. Informasi ini pertama kali disebarluaskan oleh sumber dari Teritori II Angkatan Darat Thailand.
Sebagai respons terhadap situasi yang memburuk, Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk melakukan serangan udara di area Kuil Ta Kwai. Operasi ini bertujuan untuk menghambat pergerakan pasukan Kamboja dan menghancurkan posisi artileri musuh.
Jenderal Srey Duk dikenal sebagai tokoh penting yang dekat dengan mantan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen. Ia memiliki catatan panjang pengabdian selama masa-masa sulit negara tersebut.
Sebelumnya, Srey Duk pernah terlibat dalam perundingan dengan Thailand untuk menyelesaikan sengketa perbatasan di Chon. Hasil dari perundingan tersebut adalah kesepakatan untuk menarik pasukan kembali ke posisi semula dan menimbun parit perbatasan pada 8 Juli 2025. Kesepakatan ini sempat meredakan ketegangan sebelum akhirnya konflik kembali meletus.