Waspada DBD di Palembang: Kasus Masih Tinggi Meski Musim Kemarau

Palembang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD). Meskipun saat ini musim kemarau, kasus DBD di Palembang masih menunjukkan angka yang cukup tinggi.

Data Dinkes mencatat, hingga 24 Juli 2025, terdapat 53 kasus DBD. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan bulan Juni yang mencapai 80 kasus, namun tetap menjadi perhatian serius. Pada bulan Mei tercatat 65 kasus dan April sebanyak 95 kasus.

Salah satu penyebab tingginya kasus DBD di musim kemarau adalah perubahan perilaku masyarakat yang cenderung menampung air. Genangan air ini menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak. Selain itu, suhu panas saat kemarau juga membuat nyamuk lebih aktif menggigit.

Kecamatan Sukarami mencatat kasus DBD tertinggi dengan 66 kasus, diikuti Plaju (62 kasus), dan Ilir Barat I (52 kasus). Kelompok usia 5-14 tahun merupakan yang paling rentan terjangkit DBD dengan 290 kasus.

Dinkes Palembang menekankan pentingnya pencegahan DBD melalui metode 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, dan Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Selain 3M Plus, upaya pencegahan lain yang disarankan adalah:

  • Memasang kelambu atau kasa nyamuk di rumah.
  • Tidak menumpuk atau menggantung pakaian terlalu lama.
  • Menggunakan losion anti nyamuk.
  • Mengenakan pakaian tertutup saat berada di luar rumah.
  • Memangkas tanaman liar dan membersihkan pekarangan.
  • Menjaga daya tahan tubuh.

Masyarakat diimbau untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami demam mendadak atau gejala DBD lainnya agar mendapatkan penanganan sedini mungkin. Pencegahan DBD adalah langkah penting untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dari penyakit ini.

Scroll to Top