Anime, sebagai media hiburan yang digemari secara global, seringkali mengadaptasi karya-karya populer seperti manga, manhwa, dan novel. Contoh suksesnya adalah One Piece dan Solo Leveling. Namun, tidak semua adaptasi berjalan mulus. Beberapa justru mengecewakan penggemar karena kualitas animasi yang kurang memadai, terkesan terburu-buru, dan bahkan buruk. Berikut adalah lima contoh anime adaptasi dengan kualitas visual yang dinilai paling mengecewakan:
1. The Beginning After The End (2025): Animasi Kaku Bak PowerPoint
Adaptasi dari novel dan manhwa populer ini, The Beginning After The End, awalnya sangat dinantikan. Sayangnya, kualitas visual dan animasi yang buruk langsung terasa sejak episode pertama. Banyak yang menyebut animasinya kaku seperti slide PowerPoint, dengan banyak gambar diam yang digerakkan, menandakan kurangnya animasi yang dinamis. Ironisnya, pencipta memilih studio A-CAT yang belum memiliki banyak pengalaman. Akibatnya, petisi remake anime ini telah meraih puluhan ribu dukungan.
2. Record of Ragnarok (2021): Pertarungan Kurang Greget
Record of Ragnarok, manga populer tentang turnamen bela diri antara manusia dan dewa, juga mengalami nasib serupa. Adaptasi animenya di Netflix pada tahun 2021 mengecewakan penggemar karena animasi yang kaku. Sebagai anime yang fokus pada pertempuran, adegan aksi yang seharusnya epik justru terasa kurang hidup. Meskipun dikerjakan oleh studio Graphinica yang berpengalaman, hasilnya tidak sesuai harapan. Untungnya, musim kedua mengalami peningkatan visual.
3. Berserk (2016): CGI yang Gagal
Berserk, mahakarya dark fantasy yang sangat dicintai, mendapatkan adaptasi baru pada tahun 2016. Namun, alih-alih meningkatkan kualitas dari anime klasiknya (1997), Berserk (2016) justru mengecewakan karena penggunaan CGI yang buruk. Ekspresi karakter terlihat aneh, gerakan kaku, dan efek visual terasa tidak natural.
4. Blue Lock Season 2 (2024): Penurunan Kualitas yang Drastis
Meskipun sedang populer, Blue Lock Season 2 (2024) justru mengalami penurunan kualitas animasi yang signifikan dibandingkan musim pertamanya. Animasi menjadi kaku, transisi kasar, dan banyak adegan digambar tangan digantikan dengan CGI yang kurang matang. Masalah produksi, seperti tenggat waktu yang ketat dan gaji karyawan yang rendah, diduga menjadi penyebab penurunan ini.
5. Uzumaki (2024): Harapan Palsu Horor Junji Ito
Adaptasi cerita Junji Ito ini awalnya menjanjikan dengan visual monokrom yang unik dan detail pada episode pertama. Namun, kualitas Uzumaki (2024) menurun drastis mulai episode kedua dan tidak membaik hingga akhir. CGI yang buruk, animasi seperti tempelan gambar bergerak, dan banyak gambar diam menjadi masalah utama. Pergantian tim produksi diduga menjadi penyebabnya.
Sungguh disayangkan bahwa adaptasi karya populer ini gagal memenuhi harapan karena penggarapan yang kurang maksimal. Dari kelima anime di atas, manakah yang menurut Anda paling mengecewakan? Berikan pendapat Anda di kolom komentar!