Steak Luar Angkasa: Masa Depan Makanan Astronot Telah Tiba!

Bayangkan menikmati hidangan steak lezat, bukan di restoran mewah, melainkan di stasiun luar angkasa. Kedengarannya seperti fiksi ilmiah? Tidak lagi! Badan Antariksa Eropa (ESA) sedang berupaya mewujudkan hal ini melalui proyek inovatif yang berpotensi mengubah cara kita memandang eksplorasi antariksa.

Dengan biaya makan astronot yang mencapai puluhan ribu dolar per hari, solusi revolusioner ini menjadi sangat penting. Tim ilmuwan dari Imperial College London dan perusahaan Frontier Space sedang mengembangkan bioreaktor yang mampu menghasilkan makanan dari "energi murni." Teknologi ini memanfaatkan proses mirip fermentasi bir, namun dengan hasil yang jauh lebih kompleks, menghasilkan protein, lemak, karbohidrat, bahkan makanan utuh seperti steak dan kentang.

Bioreaktor: Pabrik Makanan Masa Depan di Luar Bumi

Inti dari proyek ini adalah bioreaktor, yang menggunakan teknik fermentasi presisi. Gen tertentu dimasukkan ke dalam ragi untuk menghasilkan nutrisi tambahan. Meskipun saat ini hasilnya masih berupa "bubur merah," potensi teknologi ini untuk menciptakan berbagai jenis makanan sangat besar. Tantangan utamanya adalah mengoptimalkan kinerjanya di lingkungan mikrogravitasi.

Langkah penting telah diambil dengan peluncuran satelit kecil berisi mini-lab menggunakan roket SpaceX Falcon 9. Setelah mengorbit selama tiga jam, satelit tersebut akan mendarat untuk dianalisis. Jika berhasil, pabrik makanan luar angkasa pertama dapat beroperasi tahun depan.

Dari Bubur Merah ke Santapan Lezat di Antariksa

Impiannya adalah suatu hari nanti astronot dapat menikmati berbagai jenis masakan di luar angkasa. Saat ini, makanan astronot terbatas pada makanan beku-kering yang diseduh dengan air panas. Bioreaktor menjanjikan nutrisi segar dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari Bumi.

Proyek ini bukan hanya tentang penghematan biaya, tetapi juga tentang membuka jalan bagi kehidupan manusia di Bulan atau Mars. Visi jangka panjangnya adalah membangun pabrik makanan di orbit dan di Bulan, sejalan dengan ambisi ESA untuk membangun infrastruktur pendukung kolonisasi antariksa.

Meskipun konsep ini mungkin terdengar futuristik, teknologi serupa sudah digunakan di Bumi. Daging ayam hasil laboratorium telah dijual di supermarket di beberapa negara. Keberhasilan proyek ini di luar angkasa akan menandai terobosan besar dalam sejarah manusia sebagai spesies multi-planet.

Scroll to Top