Pemerintah Kabupaten Kudus mengimbau masyarakat untuk meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) sebagai langkah utama mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD). Hal ini dikarenakan fogging atau pengasapan dinilai kurang efektif dalam memberantas nyamuk penyebab DBD.
Wakil Bupati Kudus menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Penelitian yang dilakukan bekerja sama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menunjukkan bahwa fogging tidak memberikan hasil yang optimal. Masyarakat seringkali menuntut fogging saat ada kasus DBD, padahal PSN yang rutin jauh lebih efektif.
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kudus membenarkan hasil penelitian tersebut. Nyamuk DBD di Kudus telah resisten terhadap insektisida berbahan melation, bahan yang selama ini digunakan dalam fogging. Penggunaan fogging justru membuat nyamuk berpindah tempat dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang bagi petugas dan masyarakat, seperti gangguan pernapasan, kerusakan ginjal, hingga risiko kanker.
Pemerintah Kabupaten Kudus terus mendorong pencegahan DBD melalui pemberdayaan masyarakat dengan gerakan PSN, termasuk 3M Plus: menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas, serta menghindari gigitan nyamuk.
Hingga pekan ke-27, Kabupaten Kudus mencatat 315 kasus DBD. Sebagian besar kasus menunjukkan tanda peringatan, dan beberapa kasus tergolong demam berdarah dengue berat.