Samsung mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan dari bisnis selulernya pada kuartal kedua 2025, berkat penjualan yang kuat dari seri Galaxy S25 dan Galaxy A.
Unit Mobile Experience and Networks membukukan laba operasional sebesar 3,1 triliun won, meningkat dari 2,23 triliun won pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan konsolidasinya juga naik dari 27,38 triliun won menjadi 29,2 triliun won.
Penjualan tablet Galaxy juga berkontribusi pada kinerja positif ini. Samsung berencana untuk tetap fokus pada strategi flagship-first dengan mengutamakan ponsel lipat dan Galaxy S25, serta memperkuat fitur AI di Galaxy A series untuk meningkatkan pangsa pasar.
Sebelumnya, Samsung telah meluncurkan tiga model ponsel lipat terbaru, yakni Galaxy Z Fold 7, Galaxy Z Flip 7, dan Galaxy Z Flip 7 FE. Langkah ini dilakukan untuk mempertahankan dominasi di segmen ponsel lipat dan menghadapi persaingan dari produsen ponsel asal China.
Menurut data Canalys, Samsung berhasil mempertahankan posisi sebagai produsen smartphone nomor satu secara global pada kuartal kedua 2025, dengan pangsa pasar 19 persen berdasarkan volume penjualan. Kontribusi pengiriman terbesar berasal dari lini ponsel Galaxy A series.
Namun, kondisi sebaliknya terjadi di bisnis semikonduktor Samsung. Divisi Device Solutions mencatat penurunan laba operasi yang drastis hingga 93,8 persen dibandingkan tahun lalu. Laba operasional divisi chip hanya sebesar 400 miliar won, anjlok dari 6,45 triliun won pada kuartal kedua 2024.
Pendapatan dari bisnis chip juga turun menjadi 27,9 triliun won, dari sebelumnya 28,56 triliun won. Penurunan ini disebabkan oleh penyesuaian nilai inventaris memori, tantangan dari pemain lain, dan pembatasan ekspor ke China.
Secara umum, Samsung Electronics membukukan pendapatan 74,6 triliun won, naik sedikit dari 74,07 triliun won tahun lalu. Laba secara keseluruhan tercatat di angka 4,6 triliun won, turun dari 10,44 triliun won tahun lalu.