GAZA – Utusan Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, melakukan kunjungan ke Rafah, Gaza Selatan, untuk meninjau langsung lokasi pembagian bantuan makanan. Lokasi ini sebelumnya menjadi saksi bisu tragedi yang menewaskan lebih dari 1.373 warga Gaza yang sedang mengantre bantuan.
Kunjungan ini berlangsung sehari setelah kedatangannya di Israel, di mana ia mengadakan pertemuan "produktif" dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan iring-iringan mobil di lokasi distribusi Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) di Rafah.
Juru bicara Gedung Putih sebelumnya menyatakan bahwa Witkoff akan mengunjungi lokasi distribusi bantuan di Gaza bersama Duta Besar AS untuk Israel, dengan tujuan menyusun rencana peningkatan pengiriman bantuan dan berdialog langsung dengan warga Gaza mengenai situasi sulit yang mereka hadapi.
Seorang koresponden diplomatik dari media Israel mengindikasikan kemungkinan Witkoff akan didampingi oleh tokoh-tokoh senior Israel selama kunjungan tersebut.
Menurut laporan, lokasi bantuan yang dikunjungi Witkoff dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah organisasi yang didukung oleh AS dan Israel, yang menggantikan mekanisme distribusi PBB sejak Mei.
Kunjungan Steve Witkoff ke wilayah tersebut menjadi penting mengingat tekanan yang semakin besar pada pemerintah AS terkait kondisi kemanusiaan di Gaza, terutama ancaman kelaparan yang melanda wilayah tersebut.
Presiden AS sebelumnya telah mengakui adanya "kelaparan nyata" di Gaza, menekankan pentingnya mengatasi masalah ini.
Kunjungan Witkoff ke lokasi GHF bertujuan untuk membahas isu kelaparan. GHF adalah organisasi yang didirikan oleh AS dan Israel dan beroperasi di dalam zona militer Israel.
Situasi di lapangan sangat memprihatinkan, dengan laporan saksi mata yang menyebutkan bahwa para penerima bantuan ditembak oleh militer Israel.
Organisasi bantuan telah menyuarakan kekhawatiran atas laporan harian mengenai warga Palestina yang tewas di dekat lokasi GHF, yang berada di dalam zona militer Israel.
Saksi mata dan petugas medis telah berulang kali melaporkan bahwa pasukan Israel menembaki kerumunan orang di dekat titik-titik bantuan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka "tidak menginstruksikan pasukan untuk sengaja menembak warga sipil, termasuk mereka yang mendekati pusat distribusi".
Namun, menurut kantor hak asasi manusia PBB, setidaknya 1.373 warga Palestina telah menjadi korban jiwa saat berupaya mendapatkan bantuan pangan sejak akhir Mei.