Kabupaten Pelalawan tengah menghadapi situasi genting terkait penyebaran HIV. Data terbaru menunjukkan lonjakan kasus yang signifikan, memicu kekhawatiran mendalam di kalangan masyarakat dan pemerintah daerah.
Hingga awal Agustus 2025, tercatat 20 kasus baru HIV di Pelalawan. Angka ini melonjak tajam dibandingkan tahun sebelumnya, dimana sepanjang tahun 2024 hanya terdapat 46 kasus. Total, saat ini terdapat 66 orang yang terkonfirmasi mengidap HIV di wilayah tersebut.
Dari 20 kasus baru ini, mayoritas (17 orang) adalah laki-laki, sementara 3 lainnya adalah perempuan. Kasus-kasus ini terdeteksi setelah Dinas Kesehatan Pelalawan melakukan pemeriksaan terhadap 8.002 warga berusia antara 14 hingga 45 tahun. Fokus pemeriksaan lebih banyak dilakukan pada kaum perempuan (7.090 orang) dibandingkan laki-laki (912 orang).
Seluruh penderita HIV telah menjalani konseling dan tes sukarela (VCT) untuk mengetahui status HIV mereka. Pemerintah Kabupaten Pelalawan telah memperluas layanan VCT ke seluruh puskesmas dan rumah sakit, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses pemeriksaan. Upaya ini bertujuan untuk memantau kondisi penderita secara berkala dan memberikan pengobatan yang diperlukan. Pemerintah daerah juga mendorong masyarakat yang berisiko untuk segera melakukan VCT.
Dinas Kesehatan Pelalawan telah melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk penyuluhan di puskesmas, sekolah, dan masyarakat umum. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan pada populasi berisiko tinggi seperti pekerja seks komersial (PSK), kelompok lelaki seks lelaki (LSL), dan ibu hamil. Skrining pada ibu hamil penting untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke anak.
Pemerintah Kabupaten Pelalawan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam memerangi HIV/AIDS. Penyebab utama penularan HIV/AIDS meliputi hubungan seksual berisiko, penggunaan narkoba, dan praktik prostitusi. Himbauan terus digencarkan dengan melibatkan tenaga kesehatan untuk menekan laju penularan HIV/AIDS di Kabupaten Pelalawan.
