Gaza, Palestina, menghadapi situasi kelaparan yang sangat memprihatinkan. Kondisi ini memaksa berbagai negara untuk mengambil tindakan cepat dengan mengirimkan bantuan melalui jalur udara.
Italia menjadi negara terbaru yang mengumumkan pengiriman bantuan udara. Langkah ini menyusul negara-negara Eropa lainnya yang telah lebih dulu berinisiatif memberikan bantuan serupa. Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menyatakan telah memberikan persetujuan untuk misi pengiriman bantuan kebutuhan pokok dari udara bagi warga sipil Gaza yang terdampak konflik. Angkatan Udara Italia akan bekerja sama dengan militer Yordania dalam pengiriman bantuan ini, yang direncanakan dimulai pada 9 Agustus.
Sebelumnya, Spanyol juga telah mengirimkan 12 ton makanan dari udara ke Gaza. Inggris dan Prancis juga telah berkolaborasi dengan negara-negara Timur Tengah untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke wilayah tersebut.
Kondisi kemanusiaan di Gaza digambarkan sebagai "bencana di luar imajinasi". Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, menekankan perlunya pengiriman bantuan kemanusiaan dan medis yang memadai untuk mencegah kematian massal akibat kelaparan di Jalur Gaza. Ia juga menegaskan bahwa tidak dapat ditoleransi ketika warga sipil, termasuk anak-anak, terbunuh saat mencari makanan.
Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat untuk menyetujui gencatan senjata dan mengizinkan peningkatan signifikan bantuan makanan ke Jalur Gaza. Para pakar yang didukung oleh PBB melaporkan bahwa kelaparan kini meluas di wilayah tersebut.