PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) tengah gencar melakukan divestasi atau pelepasan kepemilikan saham di sejumlah ruas jalan tol. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk membenahi kondisi keuangan dan kembali fokus pada bisnis inti sebagai perusahaan konstruksi.
Keputusan WIKA untuk melepas aset jalan tol didasari oleh evaluasi bahwa peran sebagai investor di berbagai proyek, termasuk jalan tol, belum memberikan hasil yang optimal. Perseroan kini ingin berkonsentrasi pada peningkatan kinerja operasional di bidang konstruksi, sehingga pelepasan saham di ruas-ruas tol menjadi prioritas.
Daftar Ruas Tol yang Dijual WIKA
Saat ini, proses penjualan saham jalan tol masih dalam tahap penjajakan dengan calon investor. WIKA telah menawarkan kepemilikan sahamnya di lima ruas tol, yaitu:
- Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam): WIKA memiliki 17,96% saham melalui PT Jasamarga Balikpapan Samarinda.
- Tol Manado-Bitung: Perseroan menggenggam 20% saham PT Jasamarga Manado Bitung.
- Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja): WIKA memiliki 19,88% saham PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ).
- Tol Semarang-Demak: Perseroan memiliki 25% saham PT Pembangunan Semarang Demak (PPSD).
- Tol Serang-Panimbang: WIKA menguasai 82,98% saham PT Wijaya Karya Serang Panimbang (WSP).
Tantangan Divestasi Jalan Tol
Proses divestasi ini tidak terlepas dari sejumlah tantangan. Kondisi industri jalan tol yang sedang mengalami penurunan nilai menjadi salah satu faktor penghambat. Selain itu, rendahnya volume lalu lintas (traffic) di beberapa ruas tol berdampak pada rendahnya pendapatan, sehingga kurang menarik minat calon investor.
Sebagai contoh, Tol Balikpapan-Samarinda memiliki Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) yang rendah. Kondisi ini membuat calon pembeli, termasuk Jasa Marga, belum menunjukkan ketertarikan yang kuat. Hingga saat ini, WIKA juga belum memiliki calon pembeli spesifik yang akan mengakuisisi aset jalan tolnya.
Harapan WIKA Terhadap Aset Jalan Tol
Meskipun menghadapi tantangan, WIKA tetap optimis divestasi aset jalan tol dapat terealisasi. Perusahaan berharap bahwa dengan adanya fokus pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), akan muncul peluang baru bagi aset jalan tol mereka.
WIKA menargetkan sebagian besar proses divestasi dapat diselesaikan pada tahun depan, dengan aset yang lebih kecil diharapkan dapat tuntas pada tahun ini. Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya WIKA untuk meningkatkan ekuitas perusahaan dan memperkuat fundamental keuangan.
Dengan kembali fokus pada peran sebagai kontraktor, WIKA berharap dapat lebih lincah dan efisien dalam menjalankan bisnis konstruksinya, serta menghadapi tantangan pasar dengan fondasi keuangan yang lebih sehat.