TEHERAN – Di tengah situasi geopolitik yang terus memanas, Iran menegaskan bahwa ancaman dari Israel masih sangat nyata. Panglima Angkatan Darat Iran, Mayor Jenderal Amir Hatami, menyatakan bahwa pasukan rudal dan drone Iran dalam keadaan siaga penuh.
"Walaupun ancaman itu kecil, kita harus menganggapnya serius. Kita tidak boleh lengah dan merasa bahwa ancaman itu sudah hilang," tegas Hatami.
Pernyataan ini muncul setelah konflik 12 hari antara Iran dan Israel pada Juni lalu. Iran mengklaim sebagai pemenang dalam konflik tersebut, meskipun mengakui adanya kerugian berupa jatuhnya korban dari kalangan komandan, ilmuwan, dan warga sipil.
Meskipun demikian, Iran bertekad untuk terus mengembangkan industri pertahanan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. "Seluruh angkatan bersenjata bergerak maju dengan pesat menuju puncak sains dan teknologi, dengan tekad yang lebih kuat dari sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan tempur," lanjut Hatami.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, sebelumnya juga menekankan bahwa konflik 12 hari tersebut telah menunjukkan kekuatan dan tekad bangsa Iran serta keteguhan fondasi Republik Islam.
Dalam konflik tersebut, Amerika Serikat sempat terlibat dengan membombardir beberapa situs nuklir Iran. Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan balasan ke pangkalan AS di Qatar. Gencatan senjata akhirnya disepakati antara Iran dan Israel dengan mediasi dari AS.
Di sisi lain, Israel juga mengklaim kemenangan dalam konflik tersebut. Bahkan, Menteri Pertahanan Israel mengeluarkan ancaman terhadap Khamenei jika eskalasi konflik kembali terjadi.
Situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Iran dan Israel masih sangat tinggi, dan Iran terus meningkatkan kesiapsiagaan militernya untuk menghadapi segala kemungkinan ancaman.