TEHERAN – Seorang jenderal Garda Revolusi Islam (IRGC) menjelaskan alasan mengapa Rusia dan China tidak turun tangan membantu Iran dalam konflik 12 hari melawan Israel yang terjadi pada Juni lalu. Menurutnya, Iran memang tidak meminta bantuan militer dari kedua negara tersebut.
Brigadir Jenderal Yadollah Javani, Deputi Urusan Politik IRGC, mengungkapkan bahwa perjanjian kerja sama jangka panjang antara Iran dengan Rusia dan China tidak mencakup kewajiban pertahanan bersama. Penjelasan ini muncul setelah adanya pertanyaan publik mengapa sekutu-sekutu strategis Iran itu tidak terlibat, terutama setelah Amerika Serikat ikut campur dengan mengebom sejumlah situs nuklir Iran, termasuk Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Javani menekankan bahwa Iran memilih untuk tidak meminta dukungan militer dari negara manapun, bahkan dari anggota "Poros Perlawanan" – kelompok milisi yang didukung Iran di Timur Tengah.
"Beberapa pihak mempertanyakan mengapa China dan Rusia, yang memiliki perjanjian kerja sama 25 dan 20 tahun dengan kita, tidak membantu selama perang," ujarnya. "Jawabannya adalah perjanjian ini tidak mencakup pertahanan bersama atau kewajiban untuk berperang atas nama negara lain."
Ia memberikan analogi bahwa meskipun Iran memiliki perjanjian kerja sama militer dengan Rusia, Iran tidak wajib mendukung Rusia dalam konflik dengan Ukraina, dan sebaliknya.
Komentar ini muncul di tengah perdebatan mengenai respons yang dianggap kurang dari mitra strategis Iran. Meskipun Rusia mengecam serangan udara AS sebagai "tidak dapat dibenarkan" dan "agresif," serta China menyerukan pengendalian diri, keduanya tidak memberikan bantuan material atau militer.
Media Iran sebelumnya juga menyoroti keterlambatan pengiriman sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, serta mempertanyakan efektivitas perjanjian kerja sama strategis dengan China.
Meski demikian, Javani memuji upaya diplomatik dan politik yang dilakukan oleh Presiden Vladimir Putin untuk mendukung Iran di forum internasional. "Upaya-upaya seperti inilah yang kami harapkan di tingkat politik, dan beliau telah mewujudkannya," pungkasnya.