Kepergian "Red Wolf": TNI AU Berduka Atas Wafatnya Marsma Fajar Adriyanto dalam Kecelakaan Pesawat

Dunia penerbangan Indonesia berduka. Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, menghembuskan nafas terakhirnya dalam insiden kecelakaan pesawat latih di wilayah Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Sosok yang dikenal dengan panggilan "Red Wolf" ini meninggalkan jejak mendalam di kalangan TNI AU dan dunia dirgantara.

Pesawat Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 yang dikemudikan Marsma Fajar mengalami kecelakaan saat menjalankan misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pada pukul 09.08 WIB, namun hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana. Marsma Fajar sebagai pilot dinyatakan meninggal dunia, sementara kopilot Roni mengalami luka berat dan tengah menjalani perawatan intensif.

Marsma Fajar Adriyanto adalah alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1992. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang handal. Kariernya moncer, pernah menjabat sebagai Komandan Lanud Manuhua hingga Kepala Dinas Penerangan TNI AU. Ia juga tercatat sebagai bagian dari sejarah TNI AU, termasuk insiden udara dengan pesawat F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada tahun 2003.

Jenazah Marsma Fajar disemayamkan di rumah duka di Kompleks TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan. Isak tangis keluarga dan kerabat mengiringi kedatangan jenazah. Karangan bunga ucapan belasungkawa dari berbagai tokoh, termasuk Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M Tonny Harjono, membanjiri rumah duka.

Jenazah rencananya akan diterbangkan ke Malang melalui Lanud Halim Perdanakusuma, kemudian dilanjutkan perjalanan darat menuju Probolinggo untuk dimakamkan di pemakaman keluarga.

Kepergian Marsma Fajar meninggalkan duka mendalam bagi rekan-rekan seprofesi. Ia dikenang sebagai sosok perwira yang disiplin, berdedikasi tinggi, dan selalu ceria. Rekan seangkatan Marsma Fajar di Akabri 1992, Aris Marsudiyanto, menyebut Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya. Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Tedi Rizalihadi, mengenang Marsma Fajar sebagai pribadi yang humanis dan aktif dalam kegiatan olahraga dirgantara.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto juga melayat ke rumah duka. Ia mengenang Marsma Fajar sebagai sosok yang selalu tersenyum. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak, menyampaikan bahwa ia sering berdiskusi tentang kedirgantaraan dengan Marsma Fajar.

TNI AU kehilangan salah satu perwira terbaiknya. Semoga almarhum Marsma Fajar Adriyanto mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Scroll to Top