WASHINGTON – Sekitar 3.200 pekerja Boeing yang bertugas merakit jet tempur AS di fasilitas St. Louis memulai aksi mogok kerja pada tengah malam Minggu lalu. Ini merupakan aksi unjuk rasa pertama mereka sejak tahun 1996, dipicu penolakan terhadap tawaran kontrak kerja terbaru dari perusahaan.
Para anggota serikat pekerja menolak proposal yang menjanjikan kenaikan gaji 20% dan peningkatan dana pensiun. Pemogokan terakhir serikat pekerja ini terjadi pada tahun 1996 dan berlangsung selama 99 hari.
Menurut Tom Boelling, pejabat serikat pekerja setempat, aksi ini menunjukkan bahwa para pekerja pantas mendapatkan kontrak yang mengakui keterampilan, dedikasi, dan peran vital mereka dalam pertahanan nasional.
Konflik perburuhan ini berpotensi memperburuk tekanan finansial pada divisi pertahanan dan antariksa Boeing, yang menyumbang sekitar 30% dari total pendapatan perusahaan di kuartal kedua.
Boeing sendiri telah menyiapkan rencana kontingensi untuk meminimalkan dampak pemogokan dan memastikan operasional tetap berjalan dengan dukungan tenaga kerja non-mogok.
Para pekerja yang mogok terlibat dalam pembuatan berbagai pesawat tempur seperti F-15, pesawat latih T-7, rudal, amunisi, dan komponen untuk jet komersial Boeing 777X.
Aktivitas di industri kedirgantaraan meningkat tajam, dan serikat pekerja mendapatkan momentum di tengah kelangkaan mekanik berketerampilan tinggi.
Sebelumnya, para teknisi mesin di Pratt & Whitney juga melakukan pemogokan selama tiga minggu tahun ini, yang mengakibatkan kekurangan mesin untuk produsen pesawat Airbus SE. Pabrik-pabrik komersial Boeing juga sempat terhenti akibat pemogokan pekerja selama dua bulan pada akhir tahun 2024.
CEO Boeing, Kelly Ortberg, meremehkan potensi dampak pemogokan ini, menyatakan bahwa skalanya jauh lebih kecil dibandingkan pemogokan sebelumnya di Seattle.
Boeing sebelumnya mengklaim telah mengajukan tawaran terbaik untuk mengatasi kekhawatiran para pekerja, termasuk peningkatan upah rata-rata menjadi USD102.600 dari USD75.000 dan penghapusan proposal jadwal kerja yang kontroversial. Perusahaan juga menawarkan bonus penandatanganan sebesar USD5.000, namun memperingatkan bahwa tawaran ini akan ditarik jika kontrak tidak diratifikasi sebelum tenggat waktu yang ditentukan.