Tawaran Terakhir Trump untuk Akhiri Konflik Ukraina: Pengakuan Wilayah dan Jaminan Keamanan

Washington dilaporkan telah mengajukan proposal yang disebut sebagai "tawaran terakhir" Presiden AS Donald Trump kepada Kiev, dengan tujuan mengakhiri konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Proposal ini muncul setelah pertemuan intensif antara utusan Trump, Steve Witkoff, dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Inti dari proposal ini adalah kesediaan AS untuk memberikan pengakuan resmi (de jure) atas Krimea sebagai bagian dari Rusia. Selain itu, AS juga secara tidak resmi mengakui kendali de facto Moskow atas wilayah Lugansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporozhye. Sebagai bagian dari kesepakatan, sanksi-sanksi terhadap Rusia yang diberlakukan sejak 2014 akan dicabut, membuka jalan bagi peningkatan kerjasama ekonomi bilateral. Lebih lanjut, Washington akan secara resmi menentang upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

Sebagai imbalan atas konsesi ini, Ukraina dijanjikan "jaminan keamanan yang kuat" dari koalisi negara-negara Uni Eropa (UE) dan negara-negara yang memiliki pandangan serupa. Meskipun demikian, rincian spesifik mengenai bagaimana operasi "penjaga perdamaian" ini akan diimplementasikan masih belum jelas. Rusia sendiri telah berulang kali menolak pengerahan pasukan NATO ke Ukraina dengan alasan apapun.

Rencana tersebut juga menjanjikan akses tanpa hambatan bagi Kiev ke Sungai Dnepr, serta potensi kompensasi untuk upaya rekonstruksi, meskipun sumber pendanaan untuk rekonstruksi ini belum ditentukan. Terdapat pula referensi mengenai kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina, yang diharapkan akan ditandatangani dalam waktu dekat.

Bagian lain dari proposal ini mencakup penetapan area di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye sebagai wilayah netral di bawah administrasi AS.

Washington mengharapkan tanggapan dari Kiev terhadap proposal ini selama pertemuan multinasional yang dijadwalkan di London.

Menteri Luar Negeri AS memperingatkan bahwa AS dapat mengalihkan fokusnya jika negosiasi tidak membuahkan hasil. Sementara itu, Trump menyatakan optimisme bahwa ada "peluang bagus untuk menyelesaikan masalah" dalam waktu dekat.

Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menolak penyerahan wilayah apapun kepada Rusia, dan terus mendesak dukungan militer berkelanjutan dari AS dan sekutu lainnya. Moskow juga menegaskan bahwa status Krimea dan wilayah-wilayah yang telah bergabung dengan Rusia tidak dapat dinegosiasikan. Pejabat Rusia bersikeras bahwa setiap perjanjian perdamaian harus mengatasi "akar penyebab" konflik, dan gencatan senjata hanya dapat terwujud jika negara-negara Barat menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina.

Scroll to Top