Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Junico Siahaan, menyampaikan rasa duka cita mendalam atas berpulangnya Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto dalam insiden kecelakaan pesawat latih di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Ia menekankan pentingnya investigasi menyeluruh untuk mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.
"Atas nama pribadi dan Komisi I DPR, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya Marsma Fajar Adriyanto. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, serta keluarga besar TNI khususnya TNI AU," ujar Junico.
Menurut Junico, Marsma Fajar adalah sosok yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pertahanan udara Indonesia. Kontribusinya sangat besar, terutama saat insiden Bawean pada tahun 2003. Saat itu, almarhum menjabat sebagai Komandan Satgas Hanudnas II yang memimpin langsung penghadangan dua jet tempur F/A-18 Hornet milik Amerika Serikat yang memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin.
"Beliau adalah tokoh kunci dalam menghadapi pelanggaran wilayah udara oleh pesawat asing saat insiden Bawean. Hal ini menunjukkan dedikasi dan ketegasannya dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia," jelasnya.
Junico menambahkan, kepergian Marsma Fajar adalah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Ia berharap TNI AU segera melakukan investigasi mendalam untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan tersebut.
"Kepergian Marsma Fajar bukan hanya kehilangan bagi keluarga dan TNI AU, tetapi juga bagi Indonesia yang kehilangan salah satu putra terbaiknya. Jasa beliau sangat besar bagi NKRI," tuturnya.
"Kami berharap ada investigasi mendalam sehingga penyebabnya bisa diketahui. Semoga ini menjadi evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang," imbuh Junico.
Marsma Fajar meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8) pagi. Pesawat yang dikemudikannya bersama kopilot bernama Roni, lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pada pukul 09.08 WIB dalam rangka latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
Pesawat kemudian hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana pada pukul 09.19 WIB. Pihak TNI AU menyatakan bahwa pesawat milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) tersebut dalam kondisi baik saat melakukan latihan. Investigasi mendalam masih terus dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.