Harga emas terus mencatatkan performa impresif, kembali menembus level psikologis US$3.300 per troy ons. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).
Pada sesi perdagangan sebelumnya, harga emas dunia menunjukkan penguatan sebesar 0,31%, mencapai US$3.373,06 per troy ons. Ini menandai hari ketiga berturut-turut harga emas menguat, dengan total kenaikan mencapai 3%. Harga penutupan kemarin juga menjadi yang tertinggi sejak 23 Juli 2025.
Pada perdagangan hari ini, emas melanjutkan tren positifnya. Hingga pukul 06.23 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,1% menjadi US$3.376,91 per troy ons.
Data ekonomi terbaru dari AS, khususnya laporan tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan dan revisi turun data bulan-bulan sebelumnya, telah memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
"Peluang penurunan suku bunga pada bulan September semakin besar, dan peluang penurunan suku bunga lanjutan di bulan Desember bahkan lebih kuat. Ditambah dengan tantangan inflasi, ini sangat positif bagi emas," kata seorang ahli strategi pasar senior.
Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa para pelaku pasar saat ini melihat peluang penurunan suku bunga pada bulan September mencapai 87,8%, meningkat signifikan dari sekitar 63% pada minggu sebelumnya.
Emas, sebagai aset safe-haven, cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.
Di sisi lain, kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara diperkirakan akan tetap berlaku, dan tidak akan dinegosiasikan kembali. Kebijakan ini mencakup bea masuk yang signifikan, seperti 35% untuk barang dari Kanada, 50% untuk Brasil, 25% untuk India, 20% untuk Taiwan, dan 39% untuk Swiss.