Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari Amerika Serikat, dimana kasus kanker kolorektal atau kanker usus besar dan rektum semakin banyak ditemukan pada kelompok usia yang lebih muda, terutama mereka yang lahir di pertengahan tahun 1990-an. Peningkatan ini memicu perubahan rekomendasi skrining yang lebih awal.
Menyikapi lonjakan kasus ini, American Cancer Society merekomendasikan agar skrining kanker usus besar dimulai pada usia 45 tahun, bukan lagi 50 tahun seperti sebelumnya. Langkah ini diambil sebagai upaya deteksi dini yang lebih efektif.
Para ahli masih menyelidiki penyebab pasti lonjakan kasus pada usia muda ini. Dugaan sementara mengarah pada berbagai faktor lingkungan dan gaya hidup modern, mulai dari paparan mikroplastik hingga konsumsi makanan ultra-proses (UPF).
Meski skrining dini dapat membantu mendeteksi kasus lebih awal, para ahli menekankan bahwa identifikasi faktor-faktor pendorong di balik tren ini sangat penting untuk pencegahan yang efektif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap penyebab genetik, lingkungan, dan faktor populasi lainnya yang berkontribusi pada peningkatan kasus kanker kolorektal pada usia muda.
Data terbaru menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya skrining dini semakin meningkat. Persentase orang dewasa AS berusia 45-49 tahun yang menjalani skrining kanker kolorektal melonjak dari sekitar 20% di tahun 2019-2021 menjadi lebih dari 33% di tahun 2023.
Studi lain juga mengungkapkan peningkatan signifikan dalam diagnosis kanker kolorektal stadium awal pada kelompok usia 45-49 tahun. Angka kasus meningkat dari 9,4 per 100.000 orang di tahun 2019 menjadi 17,5 per 100.000 orang di tahun 2022. Peningkatan ini menjadi sorotan karena diagnosis stadium awal biasanya jarang terjadi pada kelompok usia ini sebelum skrining.
Melihat tren yang mengkhawatirkan ini, para ahli kesehatan masyarakat mengimbau masyarakat, terutama generasi muda, untuk mewaspadai tanda dan gejala kanker kolorektal dan segera melakukan skrining jika diperlukan.
Gejala yang paling umum adalah perdarahan rektal, yang seringkali disalahartikan sebagai wasir. Gejala lain termasuk kram atau nyeri perut, perubahan kebiasaan buang air besar atau bentuk tinja, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan.
Banyak pasien usia muda awalnya didiagnosis menderita wasir sebelum akhirnya terdeteksi kanker kolorektal. Oleh karena itu, penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala tersebut dan segera berkonsultasi dengan dokter jika gejala menetap selama beberapa minggu. Jika kekhawatiran tidak ditanggapi dengan serius, jangan ragu untuk mencari pendapat medis lain.