Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir Usai Ancaman Rusia, Sanksi Ekonomi Mengintai Moskow

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan pengerahan dua kapal selam nuklir sebagai respons terhadap komentar bernada ancaman dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Menurut Trump, kapal-kapal selam tersebut kini telah berada "di kawasan yang tepat." Isu sanksi ekonomi terhadap Rusia atas konflik di Ukraina pun kembali mencuat.

Trump menyampaikan pernyataannya kepada wartawan sebelum menaiki Air Force One di New Jersey, Senin (4/8/2025). Pengerahan kapal selam nuklir ini diperintahkan Trump pada 1 Agustus lalu, menyusul peringatan Medvedev tentang kemampuan serangan nuklir Rusia sebagai opsi terakhir. Pernyataan Medvedev di media sosial dianggap meningkatkan ketegangan.

Perselisihan ini dipicu ultimatum Trump sebelumnya kepada Rusia: mencapai perdamaian dengan Ukraina atau menghadapi sanksi dan tarif sekunder yang membidik pendapatan minyak Rusia. Trump memberikan tenggat waktu 50 hari, yang kemudian direvisi menjadi 8 Agustus.

Trump juga menegaskan bahwa jika tenggat waktu berakhir tanpa adanya gencatan senjata dari pihak Rusia, sanksi akan diberlakukan. Namun, ia mengakui bahwa Rusia tampak mahir dalam menghindari sanksi.

Merespon komentar Medvedev yang disebutnya "sangat provokatif," Trump menyatakan di platform Truth Social bahwa ia mengambil tindakan "untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif ini lebih dari sekadar itu."

Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan merupakan sekutu dekat Putin, sebelumnya memperingatkan Trump bahwa ultimatum baru merupakan ancaman dan langkah menuju perang, bukan hanya antara Rusia dan Ukraina, melainkan dengan Amerika Serikat.

Trump membalasnya dengan pesan di Truth Social, meminta Medvedev untuk berhati-hati dalam perkataannya, karena telah memasuki wilayah yang sangat berbahaya.

Scroll to Top