Ekspor Indonesia Meroket di Semester I-2025, Sektor Nonmigas Jadi Andalan

Semester pertama tahun 2025 menjadi catatan gemilang bagi kinerja ekspor Indonesia. Pertumbuhan positif sebesar 7,70% (year-on-year) berhasil diraih, melampaui target nasional yang ditetapkan di angka 7,10%. Kabar baik ini mengindikasikan pergeseran signifikan dalam struktur ekspor, di mana sektor nonmigas kini memegang peranan sentral.

Kinerja ekspor yang menggembirakan ini menjadi modal berharga untuk mencapai target ekspor tahunan. Surplus neraca perdagangan Indonesia pun terus berlanjut. Pada bulan Juni 2025, surplus tercatat sebesar USD4,10 miliar atau sekitar Rp65,7 triliun, memperpanjang tren positif selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan Indonesia pada semester pertama 2025 mencapai USD19,48 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD15,58 miliar. Sektor nonmigas menjadi motor utama pendorong surplus ini, dengan kontribusi mencapai USD28,31 miliar. Sementara itu, sektor migas masih mencatatkan defisit sebesar USD8,83 miliar.

Total ekspor Indonesia pada semester I-2025 mencapai USD135,41 miliar. Dari jumlah tersebut, ekspor nonmigas mendominasi dengan nilai USD128,39 miliar, naik 8,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya, ekspor migas mengalami penurunan 11,04% menjadi hanya USD7,03 miliar.

Amerika Serikat menjadi mitra dagang utama dengan surplus tertinggi bagi Indonesia, mencapai USD9,92 miliar. Negara-negara lain yang mencatatkan surplus signifikan adalah India (USD6,64 miliar), Filipina (USD4,36 miliar), Malaysia (USD3,07 miliar), dan Vietnam (USD2,21 miliar).

Di kawasan ASEAN, surplus perdagangan Indonesia mencapai USD9,6 miliar, sementara dengan Uni Eropa sebesar USD3,8 miliar. Surplus dengan Uni Eropa ini bahkan terjadi sebelum implementasi perjanjian dagang EU CEPA.

Tiongkok tetap menjadi tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia, dengan nilai mencapai USD29,31 miliar. Meskipun Indonesia masih mencatat defisit perdagangan dengan Tiongkok, posisi negara tersebut sebagai mitra dagang utama tetap krusial. Amerika Serikat menyusul sebagai tujuan ekspor terbesar kedua dengan USD14,79 miliar, diikuti India, Jepang, dan Malaysia.

Scroll to Top