Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, memberikan tanggapannya terkait maraknya fenomena "rombongan jarang beli" (Rojali) dan "rombongan hanya nanya" (Rohana) yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat, khususnya di kalangan pengelola pusat perbelanjaan.
Sandiaga mengenang masa jabatannya, di mana ia justru mengkampanyekan istilah yang berlawanan, yaitu "rombongan jadi beli" (Rojali) dan "rombongan enggak pakai nawar-nawar" (Rogana). Ia menyampaikan hal ini melalui unggahan video di akun Instagramnya.
Sandiaga membandingkan situasi ini dengan kondisi sebuah pusat perbelanjaan di Amerika Serikat, Tyson Corner Center, yang tetap ramai dikunjungi. Ia menyoroti bagaimana konsumsi masyarakat menjadi salah satu pendorong utama perekonomian AS.
Menurut Sandiaga, Rojali dan Rogana yang ia gaungkan dulu mampu menggerakkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, serta berdampak positif pada konsumsi masyarakat.
Untuk mengatasi fenomena Rojali dan Rohana saat ini, Sandiaga menyarankan agar pengelola pusat perbelanjaan lebih kreatif dalam menyelenggarakan program dan kegiatan yang dapat menarik minat masyarakat untuk kembali berkunjung dan berbelanja.
Ia mengusulkan penyelenggaraan event-event ekonomi kreatif, seperti promo, film, animasi, dan lain-lain, yang dapat mendongkrak daya beli masyarakat, apalagi di awal bulan saat banyak orang baru menerima gaji.
Sandiaga juga mendorong pemerintah untuk turut berperan aktif dalam meningkatkan kembali daya beli masyarakat, terutama kalangan menengah ke atas yang saat ini cenderung menahan diri untuk berbelanja. Ia menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta untuk mendorong kegiatan berbelanja, yang pada akhirnya akan mengangkat pertumbuhan ekonomi secara nasional.
"Mudah-mudahan ini bisa membawa inspirasi kerjasama yang lebih erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Untuk memastikan jangan menjadi rojali rombongan jarang beli. Tapi menjadi rojali rombongan yang jadi beli," pungkas Sandiaga.