Kalimantan Timur terus meningkatkan kewaspadaan terhadap rabies, penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh virus. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kalimantan Timur menyatakan, hingga saat ini belum ada kasus gigitan rabies yang terdeteksi di wilayahnya. Meskipun demikian, berbagai upaya pengendalian dan pencegahan terus digencarkan.
DPKH Kaltim secara rutin melakukan pemeriksaan sampel kepala anjing untuk mendeteksi keberadaan virus rabies. Walaupun belum ada laporan gigitan, hasil pemeriksaan sebelumnya sempat menunjukkan adanya hewan yang positif terinfeksi. Hal ini menjadi dasar bagi DPKH untuk terus siaga.
Penyakit rabies dapat menular melalui gigitan, cakaran, atau perubahan perilaku pada hewan. Oleh karena itu, meskipun belum ada kasus gigitan yang dilaporkan, kewaspadaan tetap menjadi prioritas. Area seperti kawasan pergudangan seringkali menjadi tempat berkembang biaknya anjing liar, yang berpotensi menjadi pembawa virus rabies.
Jika ditemukan kasus gigitan, DPKH siap mengambil tindakan cepat seperti sterilisasi. Selain itu, program vaksinasi rutin terus dilaksanakan, meskipun terkadang terkendala oleh ketersediaan vaksin. Idealnya, pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada anjing, tetapi juga pada kucing karena banyak dipelihara oleh masyarakat.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan segera melaporkan jika menemukan hewan dengan perilaku yang mencurigakan. Meskipun belum ada kasus gigitan yang terkonfirmasi rabies, kewaspadaan dan tindakan pencegahan tetap harus diutamakan untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit ini.