TEL AVIV – Kelompok Houthi di Yaman meluncurkan serangan rudal ke wilayah utara Israel pada Rabu (23/4/2025) dini hari, menandai eskalasi yang jarang terjadi di kawasan tersebut.
Sirine peringatan berbunyi di berbagai lokasi termasuk Haifa, Krayot, dan area di barat Laut Galilea. Militer Israel mengklaim berhasil mencegat dan kemungkinan besar menghancurkan rudal tersebut di udara. Penduduk setempat melaporkan mendengar ledakan keras di tengah malam. Meski belum ada klaim tanggung jawab langsung, Houthi seringkali mengakui serangan beberapa jam atau hari setelah kejadian.
Serangan ini terjadi di tengah gempuran udara besar-besaran oleh Amerika Serikat (AS) terhadap posisi Houthi di Yaman. Pada Rabu pagi, dilaporkan serangan AS menghantam area penting seperti Hodeida, Marib, dan Saada. Di Marib, peralatan telekomunikasi menjadi target, serupa dengan serangan sebelumnya. Komando Pusat Militer (CENTCOM) AS belum mengeluarkan pernyataan resmi.
Kampanye militer AS yang dimulai sejak 15 Maret lalu, merupakan respons terhadap serangan Houthi terhadap kapal dagang internasional di Laut Merah dan ancaman terhadap Israel. Houthi telah menargetkan lebih dari 100 kapal dagang sejak November 2023 hingga Januari 2024, mengakibatkan dua kapal tenggelam dan empat pelaut tewas.
Aksi Houthi di Laut Merah telah mengganggu jalur perdagangan global vital, yang menangani barang senilai sekitar USD1 triliun per tahun. Mereka juga berupaya menyerang kapal perang Amerika, meski belum berhasil.
Walaupun data resmi mengenai dampak kampanye udara AS belum dirilis, laporan media AS mengindikasikan bahwa fasilitas militer dan keamanan menjadi target utama. Houthi memberlakukan kontrol ketat atas informasi di wilayah yang diserang dan belum memberikan data korban yang lengkap.
Serangan udara di pelabuhan bahan bakar Ras Isa pekan lalu menewaskan sedikitnya 74 orang dan melukai 171 lainnya, menjadi insiden paling mematikan dalam operasi militer AS tersebut.
Houthi, kini menjadi satu-satunya kelompok dalam jaringan Poros Perlawanan Iran yang aktif menyerang Israel, kembali menjadi pusat perhatian. Mereka mengancam akan menyerang kapal yang berafiliasi dengan Israel sebagai respons terhadap blokade bantuan ke Jalur Gaza.
Kampanye pengeboman militer AS saat ini menunjukkan peningkatan agresi dibandingkan era Presiden Joe Biden, mendekati intensitas serangan yang dilakukan di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.