Pasar Keuangan Indonesia Terombang-ambing: Saham Tertekan, Rupiah Berkilau

Jakarta, Indonesia – Pasar keuangan Indonesia menunjukkan dinamika yang kontras. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami tekanan, sementara nilai tukar rupiah justru melanjutkan tren penguatannya terhadap dolar AS.

IHSG diprediksi akan memasuki fase konsolidasi, namun tetap memiliki potensi untuk menguat berkat dukungan data ekonomi yang akan dirilis. Pada perdagangan sebelumnya, IHSG terkoreksi tipis 0,15% dan ditutup di level 7.503,75. Sektor utilitas menjadi penopang utama, sementara sektor finansial kembali tertekan. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 432,9 miliar.

Berbeda dengan bursa saham, rupiah berhasil menguat 0,12% dan ditutup pada level Rp16.355/US$. Penguatan ini merupakan yang ketiga kalinya secara berturut-turut. Stabilitas rupiah sejalan dengan pergerakan indeks dolar AS yang cenderung stabil.

Pasar modal Indonesia akan dipengaruhi oleh sentimen pertumbuhan ekonomi dan rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Hari Ini

Sejumlah agenda penting akan mewarnai pergerakan pasar keuangan Indonesia hari ini, Kamis (7/8/2025):

  • Rebalancing MSCI: Morgan Stanley Capital International (MSCI) akan mengumumkan hasil evaluasi indeks. Perubahan komposisi indeks ini akan berlaku efektif pada 27 Agustus mendatang dan dapat memicu perubahan arus dana asing. Investor menantikan potensi masuknya saham-saham konglomerat Prajogo Pangestu, seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
  • Cadangan Devisa RI: Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa RI periode Juli 2025. Posisi cadangan devisa sebelumnya tercatat sebesar US$ 152,6 miliar, setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor.
  • Isu Reshuffle Kabinet: Isu reshuffle kabinet kembali mencuat, namun belum ada kepastian mengenai perombakan susunan menteri.
  • Kebijakan Tarif Trump: Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap India menjadi 50% dan mengancam tarif 100% untuk impor semikonduktor.
  • Data Ekonomi China: China akan merilis data neraca perdagangan, ekspor, impor, dan cadangan devisa periode Juli 2025. Data ini akan memberikan gambaran mengenai dampak tarif terhadap perdagangan China dengan AS.

Pergerakan Bursa Global

Sementara itu, bursa Wall Street mencatat kenaikan signifikan. S&P 500 naik 0,73%, Nasdaq Composite melonjak 1,21%, dan Dow Jones Industrial Average menguat 0,18%. Kenaikan ini didorong oleh lonjakan harga saham Apple setelah pengumuman peningkatan investasi di manufaktur domestik.

Di pasar Asia-Pasifik, mayoritas indeks ditutup di zona hijau. Nikkei 225 Jepang naik 0,6%, S&P/ASX 200 Australia naik 0,84%, dan CSI 300 China daratan menguat 0,24%.

Prospek Pasar

Pasar saham Indonesia diperkirakan akan dipengaruhi oleh sentimen domestik dan global. Rebalancing MSCI dan data ekonomi China akan menjadi fokus utama investor. Sementara rupiah berpotensi melanjutkan tren penguatannya jika sentimen positif dari pasar global terus berlanjut.

Scroll to Top