Ketegangan antara militer Amerika Serikat dan China kembali mencuat di wilayah udara Indo-Pasifik. Sebuah rekaman yang dirilis oleh media pemerintah China menunjukkan pertemuan jarak dekat antara jet tempur berbasis kapal induk J-15 milik China dengan pesawat yang diduga F/A-18 Super Hornet milik Angkatan Laut AS.
Insiden ini terjadi di lokasi yang dirahasiakan, diperkirakan di perairan sengketa Indo-Pasifik yang menjadi arena persaingan kekuatan antara kedua negara adidaya.
Rekaman tersebut ditayangkan dalam sebuah dokumenter oleh CCTV yang membahas operasi armada kapal induk China. Dalam video tersebut, J-15 terlihat mengejar pesawat lain dari jarak dekat. Pengamat militer China mengidentifikasi pesawat tersebut sebagai F/A-18 Super Hornet berdasarkan desainnya.
Armada Pasifik AS tidak secara langsung mengonfirmasi atau membantah keterlibatan F/A-18 dalam insiden tersebut. Pihaknya hanya menyatakan bahwa mereka secara rutin beroperasi di sekitar pesawat dan kapal asing di perairan dan wilayah udara internasional di Indo-Pasifik.
F/A-18 Super Hornet adalah andalan kekuatan udara kapal induk Amerika, tersedia dalam varian satu kursi (E) dan dua kursi (F), serta dirancang untuk berbagai misi.
Dokumenter CCTV mengungkap bahwa pertemuan udara ini terjadi selama latihan laut kapal induk China. Seorang pengamat militer China menyatakan bahwa J-15 dikirim untuk "mencegat dan mengusir" pesawat AS yang mendekati area operasi kapal induk.
Menurut laporan Pentagon tentang kekuatan militer China, kapal induk China kedua, CNS Shandong, telah melakukan tiga latihan di laut lepas di Laut Filipina sepanjang tahun 2023. Laut Filipina merupakan wilayah operasi utama kapal induk AS.
Laut Filipina terletak di antara rantai pulau pertama dan kedua—dua jalur pertahanan maritim yang merupakan bagian dari strategi pembatasan Amerika Serikat.
Pentagon juga mencatat bahwa sejak akhir 2023, PLA telah mengurangi jumlah intersepsi udara yang berisiko tinggi terhadap platform militer Amerika dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Juru bicara Armada Pasifik AS menegaskan komitmen negaranya untuk mempertahankan prinsip kebebasan navigasi dan penerbangan di wilayah tersebut.
Sebelumnya, kapal induk pertama China, CNS Liaoning, juga terlihat di dekat Guam, wilayah strategis AS di Pasifik.
Konfrontasi udara ini menambah daftar interaksi militer yang kerap berlangsung dengan tensi tinggi antara kedua negara, memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik di Indo-Pasifik.