Tarif Impor Minyak Rusia Ancam Perekonomian AS, Analis Ungkap Dampaknya

Ancaman Presiden AS, Donald Trump, untuk mengenakan tarif tinggi pada negara-negara yang membeli minyak Rusia berpotensi merugikan ekonomi Amerika Serikat sendiri. Rencana ini bertujuan memaksa Rusia mencapai kesepakatan damai terkait konflik di Ukraina.

Menurut analis ekonomi, penerapan tarif impor baru pada pembeli minyak Rusia dapat memicu serangkaian konsekuensi negatif bagi perekonomian AS. Dampaknya bisa dirasakan melalui kenaikan harga barang konsumsi, penurunan margin keuntungan perusahaan Amerika, dan bahkan lonjakan harga minyak.

Seorang ahli energi dan geopolitik dari Center for Strategic and International Studies menekankan bahwa hukuman terhadap negara-negara yang terus mengimpor energi Rusia dalam jumlah besar akan secara signifikan merugikan perekonomian Amerika. Tarif yang diusulkan berpotensi memicu inflasi yang lebih tinggi di AS dan membebani bisnis Amerika dengan biaya impor yang lebih mahal.

Trump sebelumnya menyatakan niatnya untuk mengenakan tarif 100% kepada pembeli minyak Rusia jika Presiden Vladimir Putin tidak mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina dalam waktu singkat. Tarif ini terutama akan berdampak pada impor dari India dan China, dua mitra dagang utama Amerika yang juga merupakan pembeli utama minyak Rusia.

Data resmi AS menunjukkan bahwa total impor barang AS dari kedua negara tersebut mencapai USD526 miliar pada tahun lalu. Setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, India dan China meningkatkan pembelian minyak mentah Rusia, menyebabkan harga minyak Rusia anjlok karena negara-negara Barat mengurangi impor bahan bakar Rusia secara signifikan.

Saat ini, Rusia menyumbang 13,5% dari impor minyak mentah China, dibandingkan dengan 7,7% sebelum konflik. Sementara itu, India mengimpor minyak mentah dari Rusia lebih banyak daripada dari negara lain, dengan minyak Rusia menyumbang 36% dari pasar India.

Hal ini membuat India menjadi target utama kemarahan Trump. Dia mengancam akan menaikkan tarif terhadap India dalam waktu dekat karena ketertarikannya pada minyak Rusia.

Analis komoditas dari UBS Wealth Management berpendapat bahwa tarif tambahan pada barang-barang China, yang saat ini sudah mencapai 30%, kemungkinan besar akan meningkatkan harga produk konsumen di AS, seperti iPhone. Konsumen AS akan merasakan dampak langsung dari kebijakan ini.

Scroll to Top