Jakarta – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat menunjukkan tren positif dengan penurunan selama tiga bulan terakhir. Data dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat mencatat, pada bulan Mei terdapat 355 kasus, kemudian menurun menjadi 295 kasus di bulan Juni, dan 282 kasus di bulan Juli (data hingga 31 Juli pukul 14.00 WIB).
Penurunan ini terjadi meskipun sebelumnya ada prediksi peningkatan kasus akibat kelembaban dan suhu udara yang tinggi di bulan Juli. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kelembaban pada bulan Juli mencapai 77 persen, dengan suhu berkisar antara 25-32° Celsius. Kondisi ini ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebaran DBD.
Meskipun terjadi penurunan, Sudinkes Jakarta Barat tetap aktif melakukan pemantauan jentik nyamuk secara rutin di rumah-rumah warga melalui juru pemantau jentik (jumantik). Kegiatan ini difokuskan pada peran aktif masyarakat dan peningkatan promosi kesehatan mengenai pencegahan DBD.
Selain itu, Sudinkes Jakarta Barat terus memantau perkembangan bibit nyamuk ber-Wolbachia yang telah disebar di Kecamatan Kembangan. Pemantauan dan penggantian telur dilakukan setiap dua minggu setelah penyebaran perdana di masing-masing kelurahan. Setelah enam bulan, akan dilakukan uji populasi nyamuk ber-Wolbachia di wilayah tersebut. Jika hasilnya positif, penyebaran akan diperluas ke kecamatan lain di Jakarta Barat.
Saat ini, penyebaran bibit nyamuk ber-Wolbachia telah dilakukan di enam kelurahan di Kecamatan Kembangan, yaitu Joglo, Kembangan Selatan, Kembangan Utara, Meruya Utara, Meruya Selatan, dan Srengseng. Evaluasi terhadap implementasi program ini akan dilakukan setelah enam bulan untuk menentukan langkah selanjutnya.