India Tegaskan Prioritaskan Petani di Tengah Ketegangan Tarif dengan AS

Perdana Menteri India, Narendra Modi, menegaskan komitmennya untuk melindungi kepentingan para petani, meskipun harus menghadapi konsekuensi ekonomi. Pernyataan ini muncul setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif baru sebesar 50% terhadap produk-produk India.

Modi menyatakan bahwa kesejahteraan petani adalah prioritas utama, dan pemerintahannya akan terus berupaya mewujudkannya, tanpa menghiraukan "harga mahal" yang harus dibayar.

Keputusan AS untuk menaikkan tarif, yang akan berlaku efektif pada 28 Agustus, merupakan respons terhadap pembelian minyak Rusia oleh India. Kenaikan tarif ini menjadi salah satu yang tertinggi yang dikenakan AS kepada mitra dagangnya.

Negosiasi perdagangan antara India dan AS sebelumnya mengalami kebuntuan akibat perbedaan pendapat mengenai pembukaan sektor pertanian dan peternakan sapi perah India, serta isu pembelian minyak Rusia.

Kementerian Luar Negeri India menyatakan bahwa keputusan AS tersebut "sangat disayangkan" dan menegaskan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional.

Sementara itu, AS belum menerapkan tarif serupa terhadap China, yang merupakan pembeli minyak Rusia terbesar. Dominasi China dalam mineral tanah jarang menjadi faktor yang memberikan pengaruh lebih besar dalam hubungan dagang dengan AS.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri India menyatakan bahwa kenaikan tarif AS tidak logis dan melihatnya sebagai masalah sementara yang akan menemukan solusinya seiring waktu.

Di tengah ketegangan ini, India mengisyaratkan potensi perubahan dalam kemitraan globalnya. Modi dijadwalkan untuk melakukan kunjungan pertamanya ke China dalam lebih dari tujuh tahun, menandakan kemungkinan penataan ulang hubungan diplomatik di tengah meningkatnya ketegangan dengan Washington.

Scroll to Top